Kamis, 10 Oktober 2013

Je-O-De-O-Ha

Foto dari sini

Jodoh.
Ehm,.. What do you think about that? :t

Kalau menurut bahasa, jodoh adalah pasangan yang pas atau yang sesuai sedangkan secara terminologi, jodoh adalah pasangan yang saling membutuhkan untuk saling memberi dan menerima. Jodoh sudah ditetapkan Alloh sejak kita masih di rahim bunda. Selain jodoh, Alloh juga sudah menetapkan rezeki dan ajal kita. Bukan berarti kalau sudah ditetapkan tidak perlu dicari lho,.. Jodoh perlu dijemput, biar nggak nyasar ;)

Dulu, jaman saya masih berseragam merah putih, saya berpikir urutan kehidupan yang harus saya lalui adalah sekolah, kuliah, pacaran, kerja, trus nikah. Standar banget ya?. Nah, ketika kuliah, terdoktrinlah saya kalau runutan hidup yang sudah saya rencanakan itu salah. Saya harus mencoret satu step yaitu pacaran. Jiaah, padahal saya sudah mendamba dapat pacar baru di kota jajahan baru #geleng-geleng.

Tapi gimana saya dapet suami kalau cara standar mendapatkan suami dicoret. Bingung dan masih belum bisa menerima. Dasar bocah bandel, dijelasin konsep taaruf pun saya njawaaaab terus, untung si "mbak" sabar ngejelasin. Alhamdulillah seiring pertambahan pemahaman saya pun bisa menerima dan bertekad menjadikan taaruf sebagai jalan bertemu dengan jodoh saya. Sesuatu yang baik memang tidak disukai setan. Adaaaa aja jalan buat makhluk yang terusir dari surga ini untuk menggangu pertahanan diri ini tapiii alhamdulillah dinding pertahanan lebih kuat. Sampai lulus kuliah, saya tidak pacaran :@ cuma TTM-an aja, :) ga ding.

Lulus kuliah, alhamdulillah saya tidak dipusingkan lagi dengan pertanyaan "Kapan sidang?" tapi, pertanyaan baru menyusul "Kapan sebar undangan?", "Kapan nih?", atau yang to the point "Kapan nikah?" Uuugh, suka sebel nggak sih :#. Awal-awal baru lulus kuliah sih masih santai nanggepin nya "Ntar lah, kerja dulu" atau "Doain aja". Nah, di saat kerjaan dah ada, umur semakin bertambah, sedikit resah juga denger pertanyaan kayak gitu. Bosen, setiap pertemuan keluarga yang ditanya ya itu. Yang paling nyebelin ada salah seorang kerabat komen begini "Gimana mau nikah, pacar ja nggak punya". Santai, doa aja dalam hati "Biar Alloh yang membalas" :y. Dia ja yang kupdet alias kurang up date ma perkembangan tarbiyah ;).

Ada guyonan yang mudah-mudahan tidak benar adanya.
Wanita  umur 20an: "Siapa lo"
Wanita umur 25an: "Siapa gue"
Wanita di atas 30: "Siapa aja deh"
Saya menikah umur 26 kurang 3 bulan (nggak mau rugi) :). Banyak cerita yang lucu, sedih, dan menyenangkan dalam perjalanan panjang saya menjemput jodoh. Panjang, berliku dan agak berdarah-darah *dramatisasimodeon

Banyak pelajaran yang bisa diambil hikmahnya selama proses taaruf. Bayangkan, saya harus menghadapi 5 orang yang datang berturut-turut. Kenapa nggak dari dulu sih, satu-satu gitu, atur jarak :). Binggung ya? jangan bingung, 5 orang itu nggak sekaligus, satu-satu datangnya dan tidak datang dari satu pintu, berbagai arah. Tapi bisa dikatakan membuat pusing tujuh keliling, alhamdulillah nggak sampai vertigo. Ada yang lebih tua beberapa tahun, seumur, dan yang paling menguras energi adalah the berondongs (5 years younger than me). Yang mau saya bagi disini bukan bagaimana jalan nya proses taaruf saya tapi, bagaimana dan apa yang sebaiknya dilakukan selama proses menjemput je-o-de-o-ha tadi, berdasarkan pengalaman pribadi. Bismillah, kita mulai yuuk...

Do and Don't yang sebaiknya dilakukan selama akan dan sedang bertaaruf :

Do

  • Luruskan niat, hanya untuk beribadah kepada Alloh, lain tidak.
  • Beri pemahaman kepada keluarga tentang konsep taaruf, detail mpe step-step and printilannya ya. Khususnya jika orangtua belum paham tentang taaruf. Jangan sampai orangtua kaget dan khawatir ketika laki-laki yang belum mereka kenal datang melamar. 
  • Ingat dan camkan baik-baik bahwa laki-laki baik hanya untuk wanita baik dan sebaliknya. So, kalo mau laki-laki sholeh yang mengimami kita nanti jadilah wanita sholehah dulu. Kalo mau suami yang hafidz, jadilah seorang hafidzoh dulu. kalo mau suami yang lembut, jadilah pribadi yang lembut dulu, and so on.
  • Tuliskan kriteria yang diinginkan. Boleh mencakup segala aspek baik duniawi maupun ukhrowi. Contoh: 1. Sholeh, 2. hafal ... juz, 3. Tampan, 4. Kaya, 5. Karier ok, 6. Suku xxx, 7. Putih, 8.Humoris, 9.Pengertian, 10. syarat umur, 11-dst, bisa mpe ratusan kalau mau mengikuti impian. Udah di tulis? Baca ulang lagi, adakah orang seperti itu? :). Pertimbangkan lagi syarat-syarat yang dah di tulis, kalau bersifat relatif dan bisa di toleransi, coreeet. kalau saya, dulu pengen nya sholeh ja dah, sifat baik yang lain pasti mengikuti ples titipan syarat dari ibu, kalau bisa sesuku, kalau bisa ya bu, underlined!!!. In my opinion, kalau laki-laki sholeh pasti sudah tau kewajiban nya terhadap istri dan anak-anak, sudah tahu bagaimana harus bersikap yang baik dan benar, sudah tahu hal-hal yang harus dilakukan untuk membentuk keluarga yang sa-ma-ra. O iya, waktu itu ada satu syarat lagi dari saya. Calon pasangan saya tidak pemarah dan tidak cenderung melampiaskan kemarahan dengan memukul, khawatir KDRT. kalau semua sudah sesuai harapan yakin dah, suami terlihat selalu tampan (apalagi kalau tanggal muda). Jiaaah... Ini berlaku untuk laki-laki juga ya, jangan sampai lebih banyak faktor fisik yang disyaratkan seperti: rambut lurus, muka oval, kulit putih. Pake buntut nggak? ada tuh, sapi. Putih. :), kidding bro.
  • Siapkan CV yang lengkap dan jujur. Berisi tentang data pribadi, keluarga, riwayat penyakit, karakter, sifat buruk dan lain-lain yang dianggap perlu diketahui calon pasangan kita. Diharapkan, dengan membaca CV saja kurang lebih sudah bisa menggambarkan sosok kita secara utuh. Siapin foto juga ya, nggak usah lebay kaya foto di taman deket tiang, gaya kepala miring kanan miring kiri, yang wajar aja tapi juga jangan pas foto hitam putih ukuran 2x3 ya sist.
  • Perbaiki dan tingkatkan kualitas diri, baik secara duniawi maupun ukhrowi.
  • Perbaiki ibadah wajib maupun sunnah dan perbanyak ibadah sunnah. Rutin ya, jangan turun naik grafiknya.
  • Perbanyak doa dan prasangka baik pada Alloh. He will send you the right man on the right time, yakinlah.
  • Jika saat nya sudah tiba, manfaatkan momen pertemuan taaruf dengan sebaik-baiknya, tanyakan hal yang belum atau kurang jelas dalam CV. Remember, this marriage is for once in a life time.
  • Tetap menjaga rambu-rambu antar lawan jenis menurut islam walaupun sudah sampai pada tahap yang lebih serius dan jelas.
  • Perbanyak sholat istikhoroh, tenangkan pikiran, tidak usah terburu-buru memberi keputusan. Jangan kaya saya, belum baca CV, baru denger si lelaki penulis saya dah mupeng dan bilang mau mau mau :) kelakuan.
  • Sabar dan tawakal, serahkan semua pada Alloh.
Don't
  • Buruk sangka pada Alloh jika sang pangeran berkuda tidak segera datang menjemput.
  • Blame yourself if it doesn't go like what you want karena yang menurutmu baik untukmu belum tentu baik menurut Alloh. Serahkan saja semua pada Alloh, toh Dia Yang Maha mengetahui. As simple as that. Dunia nggak akan runtuh kalau taaruf gagal. Di tolak, cari lagi. Kan masih banyak ikan di laut. Mancing bareng yuuuk... :c 

Akhirnya, saya ingin mendoakan saudari-saudari saya yang sedang menanti sang pangeran datang menjemput. Semoga segera dipertemukan dengan laki-laki yang kehilangan tulang rusuk, sang pangeran impian. Don't give up, tetap berbaik sangka pada Alloh. Sambil nunggu, tingkatkan kualitas diri jangan sampai nanti bikin sarapan tuk suami masak nasi goreng pake minyak sewajan, nggak bisa bikin kopi yang mak nyuus (bukan kopi instant lho ya) karena bagaimanapun banyaknya pedagang diluar sana yang sudah menyiapkan banyak makanan, di jamin deh, masakan atau minuman buatan istri sendiri lebih enak karena ada bumbu cinta di situ dan yang paling bikin suami senang, IRIT :@




   

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca,... please give your comment here ;)