Minggu, 21 Desember 2014

Kebo Cantik Vs Jelek Ceria


Sumber: kisahceritakila.blogspot.com

Si kebo cantik dan si jelek ceria adalah dua hal yang bisa menggambarkan keadaan saya di dua kehamilan yang berjarak 4 tahun. Kehamilan pertama, saya sudah siap dengan kondisi hamil dalam artian kami memang tidak menunda, membuat kehamilan begitu menyenangkan dan mengasyikan :c. Senang karena dalam 9 bulan kedepan saya akan melahirkan buah hati, senang karena banyak orang bilang "Pasti anaknya perempuan nih, jadi tambah cantik banget." Walaupun jadi gendut buanget tapi ga pa pa lah kalo dibilang tambah cantik :p. Mengasyikan dalam hal membayangkan akan mirip siapa, seperti apakah rupa anak kami. Tapi, hal mengasyikan yang utama adalah saya hamil NGEBO, segala hal bisa saya makan dengan nikmat tanpa gangguan si morning sickness :@.


Kondisi yang berbeda saya alami pada kehamilan kedua. Saya memang belum berencana sepenuhnya untuk hamil, tanpa rencana sebenarnya. Sehingga sampai 5 bulan kehamilan, berat badan saya malah turun sampai 2 kg. Lah wong makanan kesukaan aja tiba-tiba jadi ga doyan :v, gimana mau gemuk dan seger. Dan yang paling nggak enak di dengar adalah "Anak mbak cowok nih kayaknya." Sayapun langsung menjawab "Karena aku kusut, dekil, dan awut-awutan ya?". "Heh iya... :D" Sayapun dengan senang hati berkata "Ga pa pa deh aku dibilang jelek yang penting anakku cowok :d." 


Entah itu mitos atau memang benar adanya :t, anak pertama saya memang perempuan dan anak kedua saya laki-laki. Selain penampilan saat kehamilan yang bisa digunakan untuk memprediksi jenis kelamin anaknya kelak, emosi yang dirasakan selama kehamilan juga sangat mempengaruhi pembawaan anak kelak. Pada kehamilan pertama, mungkin karena pengaruh hormon yang kuat, saya cenderung cepat marah dan mudah menangis. Alhasil anak pertama saya lebih mudah marah dibanding yang kedua. Bukan maksud membandingkan mereka ya tapi memang itulah faktanya.


Anak kedua saya pembawaannya ceria, santai, dan romantis. Hal-hal tersebut pulalah yang saya rasakan pada saat kehamilannya. Mau dibilang jelek kek, awut-awutan, sampai kusam dan dekil, saya ga marah apalagi sampai nangis. Pembawaan saya ceria :d, santai, dan mendadak romantis :L!! Analisa saya terhadap dua kondisi berlainan tersebut adalah saya menggunakan jasa dokter kehamilan yang berbeda, merk vitaminnya beda jadi pembawaan saya baik secara fisik maupun batin juga beda. Maaf, maaf itu analisa dangkal saya! :)


Menurut saya, dalam menjalani proses kehamilan sampai melahirkan memang tidak mudah. Banyak gangguan terutama dari si HORMON. Untuk mendapatkan anak dengan kualitas emosi yang baik, pola hidup yang baik, sampai tingkat kedekatannya yang baik dengan Sang Maha Pencipta, bisa kita upayakan dari ia masih di dalam kandungan. Mau anak yang ceria?, cerialah selama hamil. Mau anak yang gampang makan? makanlah dengan gampang selama hamil. Mau anak sholeh atau sholehah?, tingkatkanlah kualitas ibadah dan derajat ketakwaan selama hamil dan seterusnya.


Semoga pembaca yang sedang hamil, diberi kemudahan, kelancaran sampai proses melahirkan kelak. Selamat menikmati segala pelangi rasa yang muncul. Syukuri dengan menjalaninya secara baik, penuh kesyukuran.


"Tulisan ini diikutsertakan dalam GA hamil dan melahirkan ala Bunda Salfa"




With Love :L
     -Indah-



Sabtu, 20 Desember 2014

Tengak-tengok setahun belakangan



Wuih, tahun 2014 sudah mendekati hari-hari terakhir ya!! :~. As usual,... akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi diri. Baik segala hal yang sudah dilakukan maupun yang sudah dituliskan (penting ini untuk para blogger ;)). Bertepatan juga dengan perhelatan gift away nya Om "The Ordinary Trainer" tentang tengok-tengok tulisan sepanjang tahun 2014. Ok, let's start...


Setelah saya ublek-ublek, saya menemukan tulisan yang menurut saya ciamik :@. Menurut saya lho ya... boleh kan pede di blog sendiri :). Tulisan yang saya anggap paling oke adalah  Mudik dengan MPASI Homemade. Tulisan ini saya buat pada bulan ramadhan, menjelang hari raya Idul Fitri. Latar belakang tulisan ini adalah saya ingin berbagi tips dan trik pada para ibu yang anaknya masih dalam tahap makanan pendamping ASI (MPASI) dan berniat tetap memberikan MPASI homemade selama perjalanan mudik. Saya ingin menuliskannya rinci untuk mempermudah dan menyemangati para ibu bahwa tetap bisa lho memberikan MPASI homemade kapanpun dan dimanapun. Saya paham kegalauan :v yang (mungkin) ada pada para ibu dengan anak MPASI ketika hendak mudik. Idealisme tetap memberikan MPASI homemade akan berbenturan dengan kerempongan di jalan dan segala keterbatasan peralatan karena saya juga mengalaminya dua tahun sebelumnya.


Tulisan ini menurut saya sudah rinci. Sudah mencakup segala hal. Peralatan yang harus dibawa, cara membuat MPASI yang tahan lama, contoh bahan-bahan makanan yang bisa digunakan, cara penyimpanan MPASI, cara memberikannya ke buah hati, sampai trik menyiasati kekurangan stok MPASI dan kemungkinan hal tak terduga lainnya. Disertai gambar peralatannya.


Ada rasa kepuasan yang berbeda setelah saya mempublish tulisan ini. Sensasi rasa berbagi ilmu ternyata lebih mengasyikan dibandingkan berbagi tulisan berupa curhatan belaka. Memang benar adanya, memberi sesuatu yang bermanfaat akan lebih membahagiakan. Ditambah dengan banyaknya komentar yang pada intinya merasa terbantu dengan tips dan trik yang saya bagikan.


Next, saya akan lebih banyak membagi ilmu saya yang mungkin tidak seberapa tapi saya yakin, selama niat kita baik untuk berbagi dan berharap bisa membantu orang lain, akan menjadi ladang kebaikan dan amal. Sedikit atau banyaknya, penting atau tidaknya merupakan ukuran relatif. So, just write it down, give solution to others and feel the sensation ;). *tsah....


Do you also want to try it? :t


"Postingan ini diikut sertakan dalam lomba tengok-tengok blog sendiri
berhadiah, yang diselenggarakan oleh blog The Ordinary Trainer"


With Love :L
    -Indah-

Selasa, 02 Desember 2014

Ibuku, Surgaku

“Lulusan apa?” karyawan yang ibu temui bertanya dengan nada ketus.
Ibu menjawab “SMA.”
“Minimal sarjana di sini” sambil melemparkan surat lamaran ibu ke atas meja.
“Ya Alloh, sakit sekali hati ibu, In. Ya, mau ngomong apalagi. Memang ibu cuma lulusan SMA, nggak bisa kuliah. Makanya kamu sekolah yang tinggi, nggak pa pa ibu nggak punya apa-apa. Yang penting anaknya sekolah.” Ibu saya bercerita tentang pengalamannya melamar di sebuah BUMN pada tahun 70-an.
“Kalau berpendidikan itu nggak akan di hina orang.” Sambung Ibu lagi


Pengalaman yang tidak mengenakkan itulah yang membuat ibu saya berjuang mati-matian agar ketiga anaknya dapat mengenyam pendidikan tinggi. Maklum, bapak hanya PNS dan ibu seorang karyawati di suatu yayasan yang bergerak di bidang dakwah islam. Jadi secara matematis, menguliahkan anak adalah suatu hal yang tidak masuk akal. Uangnya dari mana lagi?. Tapi rupanya segala hal di dunia ini tidak semua bisa kita dasarkan pada kelogisan akal semata. Satu di tambah satu belum tentu hasilnya dua. Tidak percaya? Buktinya, jika satu orang sholat sendiri dapat pahala satu tetapi kalau ditambah satu orang lagi yang artinya dua orang berjamaah, akan menghasilkan dua puluh tujuh pahala. Dalam kasus tersebut berarti satu tambah satu hasilnya dua puluh tujuh.


Penghasilan utama yang tidak bisa diharapkan membuat ibu saya melakukan usaha lainnya. Ibu yang alhamdulillah dikaruniai banyak kebisaan, melakukan usaha dari keahliannya. Ibu menerima pesanan jahitan skala besar seperti seragam anak TK, seragam jamaah haji. Ibu juga membuat kue-kue untuk dijual. Yang membuat saya kagum, semua hal itu dilakukan selepas jam kerja bahkan bisa sampai tengah malam. Karena sesampainya di rumah, ibu memasak dulu untuk makan malam kami sekeluarga. Huuft, betapa lelahnya beliau. Biasanya kalau sudah kelelahan keluhan yang datang adalah sakit pinggang. Saya yakin, segala kelelahannya sudah terhitung sebagai pahala di sisiNya.


Dengan penghasilan kedua orangtua yang pas-pasan bahkan cenderung kurang tidak membuat hati kedua orangtua saya minder sehingga memilih pendidikan dan sarana pendidikan yang seadanya. Mereka akan memasukkan kami ke sekolah yang berkualitas baik dan menyediakan segala sarana untuk mendukung pembelajaran kami. Walau mungkin hanya komputer bekas tapi masih sangat layak pakai. Buku-buku apapun yang kami minta pasti dibelikan yang demi potongan harga yang lumayan, mereka harus membelinya di pasar senen, tempat grosir buku-buku pelajaran. Kalkulator yang dibelikanpun bukan kalkulator biasa, kalkulator scientific yang canggih diupayakan untuk kami. Bahkan kami diikutkan pula belajar tambahan di lembaga bimbingan belajar ternama. Semua hanya untuk memberikan masa depan yang baik bagi kami, tidak dihina orang lagi seperti beliau dulu :o.


Terkadang, jika jalan rezeki usaha jahitan maupun jualan kue ibu sedang tidak ada orderan, Alloh memberikan jalan lain berupa jalan pinjaman. Ya, menurut saya, adanya jalan pinjaman juga suatu jalan rezeki. Ibu bisa meminjam di kantornya, bapak bisa meminjam di bank dengan agunan SK PNS nya. Sudah beberapa kali, SK bapak harus disimpan dulu di bank. Istilah ibu, Sk bapak di “sekolahkan” dulu.


Saya pernah tertegun menemukan kertas catatan prediksi pengeluaran ibu yang tercecer. Di kertas itu tertulis rinci kebutuhan rutin rumah tangga hingga kebutuhan kami, ketiga anaknya. Di baris paling bawah tertulis jumlah minus Rp. 300.000,- dengan beberapa buah tanda tanya berbaris di belakangnya. Ya Alloh, bagaimana saya bisa membantu beliau? Jerit saya dalam hati. Saya sedih sekali karena melihat ibu agak muram dan saya tidak bisa berbuat apa-apa :(. Tangan ini hanya terbiasa menadahkan tangan kepada beliau.


Dalam hal kesabaran, ibu saya juaranya :@. Beliau tidak pernah marah yang amat besar pada kami, ketiga anaknya. Bentakan atau suara bernada tinggi seingat saya tidak pernah saya dengar. Bahkan cubitan atau pukulan kecilpun tidak. Betapa sabarnya beliau menghadapi kami yang walaupun perempuan semua tetapi sering membuat ulah. Entah itu berkelahi sesama kami atau kegaduhan kami bermain. Huft,.. berbeda sekali dengan saya dalam menghadapi tingkah polah anak saya. Sepertinya saya sering kehabisan stok kesabaran tetapi beliau tidak. Bahkan untuk menghadapi anak-anak sayapun beliau masih punya banyak stok kesabaran.


Dalam hal cinta dan sayang pada anak, tidak perlu diragukan lagi. Amat banyak pengorbanan yang beliau lakukan demi memenuhi keinginan dan kebutuhan kami. Salah satu hal yang saya ingat adalah beliau pasti membawa pulang kue-kue pemberian di kantor untuk kami di rumah. Beliau enggan memakannya karena ingat kalau kue itu kesukaan anak-anaknya. Bahkan masih terbawa sampai sekarang saya sudah beranak dua. Sering ada kue untuk saya setiap hari rabu selesai pengajian di kantor ibu. Untuk pakaian, beliau masih perlu berpikir dua-tiga kali kalau mau membeli baju dengan alasan baju lama masih sangat layak pakai. Tetapi untuk anak dan cucu, tidak perlu berpikir dua-tiga kali pasti langsung di beli :v.


Sekarang beliau sudah berhasil mengantarkan kami hingga lulus kuliah, bisa bekerja, dan menikah. Bukan hal yang mudah bagi beliau. Banyak doa, keringat, lelah, dan air mata di sana. Lewat tulisan ini, saya ingin berterimakasih atas segala doa, keringat, kelelahan, dan bahkan mungkin air mata ibu untuk saya dan kedua adik saya. Atas segala untaian indah doanya. Atas segala dorongan semangatnya. Atas setiap tetes ASInya. Atas setiap syaraf yang terputus ketika melahirkan kami. Atas setiap kekhawatirannya di kala diri ini sakit. Atas limpahan kasih sayangnya. Atas kepercayaannya. Atas ridhonya. Thanks mom!!! :k. 


Doakan selalu anakmu ini agar senantiasa bisa berbakti, bisa menjadi anak sholehah yang doa untuk keselamatan Ibu dunia akhirat senantiasa di dengar olehNya. Maaf untuk segala kelakuan kami, anak-anakmu yang walaupun kami tahu bahwa berkata “ah” pada mu saja tidak boleh, kami bahkan mengatakan lebih dari “ah”. Ada Ih, uh, dan bahkan serentetan keluhan tentang mu baik aksi nyata di depan atau hanya di belakangmu. Simpuh kami rela jalani demi ridhomu, yang akan menjadikanNya ridho pula pada kami. Love you as always mom :L, thanks and sorry for everything!!


Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: Hati Ibu Seluas Samudera





Senin, 20 Oktober 2014

(Saya Bukan) Cari Gara-Gara

Suatu hari, seorang teman pernah curhat pada saya. Dia yang berasal dari tanah pasundan, memanggil saya teteh. Begini curhatnya: 

Dia: "teh, aku tuh semalem nggak tidur sampai jam 3 pagi"
Saya: "Kenapa? ngerjain laporan ya?"
Dia: "Nggak teh, laporan mah udah beres"
Saya:"Terus kenapa?"
Dia: "Aku nangis teh. Capek teh..... Aku pengen istirahat yang lamaaaa gitu. Santai-santai sebentar"
Saya: Whaaat!!! :x *dalam ati*
Dia: "Tugas nya banyak banget teh. Perasaan dulu kuliah nggak begini"
Saya: *menjaga intonasi suara dalam rangka empati* Ky, kalau kamu aja nangis sampai jam tiga pagi. Aku harus gimana? Nangis sambil garuk-garuk tembok?. Nangis darah? :# Nih ya, aku baru sampai rumah ada yang sampai jam 7 malam. Nggak bisa langsung ngerjain tugas, aku harus ngurusin anak-anak sampai mereka bobo dulu. Aku baru bisa ngerjain tugas di atas jam 9 dan itu pasti sampai tengah malam. Belum kalau aku ketiduran. Wah, nunggu dibangunin suamiku dulu baru ngerjain tugas. Kamu, ngekos deket kampus, single nggak ngurusin anak bahkan suami. Nggak usah capek-capek berebutan naik kereta. Dan masih banyak nikmat lain nya lagi.
Dia: "Eh, iya ya teh" sambil cengengesan
Saya: :v


Alhamdulillah setelah hampir 2 bulan saya back to campus, saya sudah 3/4 yakin kalau saya bukan cari gara-gara. He he :p Dulu, di awal-awal kuliah saya yakin kalau saya cuma cari gara-gara ceritanya ada di sini. Kenapa saya sekarang sudah 3/4 yakin?


Sekarang saya sudah nemu "ritme" nya. Sudah terbiasa berangkat pagi-pagi, sudah terbiasa begadang ngejain tugas. Sudah terbiasa merapal mantera, komat-kamit di kereta alias ngafalin materi kuliah. Nggak usah ada yang nasehatin tentang pentingnya pemahaman dibanding penghafalan ya :). Saya tau memahami lebih baik daripada sekedar hafal tapi.... waktu saya sekarang hanya cukup untuk menghafal bukan untuk memahami. Ntar deh coba dipahami lagi *Kalo sempet* :)



Mendengar keluhan teman seperti sudah saya ceritakan di atas, membuat saya bangga pada diri saya sendiri bahwa i'm tougher than i thought before :@. Saya mampu melewati batas yang saya takutkan pada awalnya. Saya ternyata bisa dan semoga batas kekuatan saya akan lebih bertambah besar seiring proses pembelajaran dan pelapangan dada atas takdirNya setiap hari, setiap waktu. Amin... :y Mohon doanya selalu ya pembaca *pede ada yang baca* :)


*Sambil Nunggu Dosen*
         - Indah :L -



Sabtu, 27 September 2014

(Semoga Bukan) Cari Gara-Gara

Alhamdulillah akhirnya ada kesempatan ngeblog lagi setelah sekian laaaama. Kangen banget pengen nulis walaupun sekarang kegiatannya juga lebih banyak nulis. Menulis dalam arti kata sebenarnya ya.... dengan pensil atau pulpen. Ya nulis laporan praktikum, nulis apa yang lagi diomongin dosen, nulis serentetan tugas. Pokoknya nulis yang nggak asyik asyik deh :o

credit
Ya, sudah hampir sebulan ini saya balik ngampus, jadi anak kuliahan. Semoga ini bukan dalam rangka saya cari gara-gara, seperti judul tulisan ini. Tau kenapa? Sebelum saya ikut seleksi beasiswa di kantor, saya pikir kuliah akan lebih santai karena tidak harus berangkat pagi-pagi buta. Ternyata, jadwal kuliah saya rata-rata pagi semua saudara-saudara :v. Malah saya harus berangkat lebih pagi karena jaraknya dari rumah lebih jauh daripada jarak rumah ke kantor dan tidak ada jemputan seperti jemputan kantor. Ribet harus naik angkutan umum. Rebutan, umpel-umpelan. Hiks... hiks... Oh I miss my jemputan so much. Kalau dah duduk di jemputan tuh serasa setengah jiwa sudah di kantor. Tinggal bobo :s, nyampe di parkiran kantor.


FYI, ternyata dengan kuliah, waktu tuk ngeblog sudah tidak bisa masuk dalam list kegiatan harian #Sedih. Ternyata setelah sekian lama tidak duduk diam di kelas berjam-jam mendengarkan dosen, Pinggang dah pengen patah rasanya. Ternyata setelah sekian lama tidak harus di buru dengan serentetan tugas, rasanya jadi ngos-ngosan banget. Bedalah sama tugas dari bu bos di kantor, beda bingits!. Tugas dari bu bos nggak ngaruh ke jumlah IPK or status kelulusan :)


Setelah saya telaah lebih dalam, saya baru sadar. Lah iyalah sekarang rasanya ngos-ngosan banget. Dulu, single nggak ngurus suami ma anak-anak. Sekarang?. Dulu, masih muda, malah aktif berorganisasi di luar waktu kuliah. Sekarang?. Dulu, umur saya masih belasan tahun sampai awal kepala dua. Sekarang?. Dulu, ngekos. Sekarang?. Dulu ngerjain tugas bisa kapan aja. Sekarang? *nunggu the kiddos bobo dulu*. Jadi ya begitulah, dengan jarak puluhan km yang harus saya tempuh setiap hari, dengan banyaknya tugas yang ada, dengan lamanya waktu belajar di kelas, saya maklum kalau diri ini agak ngos-ngosan :#.


Ok, cukup mengeluhnya *dah agak plong* lebih baik sekarang mensyukuri saja semua nikmat Alloh ini. Alhamdulillah, lulus seleksi beasiswa di kantor *banyak lho yang mau tukar posisi dengan mu ndah*. Alhamdulillah ada alternatif transportasi yang nggak bikin bad mood karena macet. Alhamdulillah ada waktu dua hari dimana bisa pulang dan sholat ashar di rumah. Alhamdulillah tetep dapet gaji *penting ini*. Alhamdulillah pak suami pengertian sangat. Pak cintaku ini rela ngerjain kerjaan rumah di saat diri ini dah tepar walau belum gulita. Kayanya beliau akan selalu mendoakan saya cepat lulus ya!! :p


Mohon doa dari yang baca tulisan keluh kesah ini. Semoga saya bisa menemukan ritme yang tepat supaya adaptasi bisa segera berjalan dengan baik. Semoga saya bisa lulus tepat waktu atau bahkan lebih cepat. Semoga IPK cemerlang *ga begitu penting sih dibanding ijazahnya* #BeliIjazahAjaKaliYa? :t


*Ditengah kerempongan ngerjain tugas*
                    
                     -Indah- :p


Senin, 25 Agustus 2014

BOLA-BOLA KORBAMA

Postingan kali ini, saya mau share resep yang mungkin sudah sangat dikenal para ibu. Saya juga sebenarnya sudah lama tau resep ini tapi baru bisa dipraktekin sabtu kemarin :v. Kali ini, saya mau buat bola-bola korbama which is not dedicated to obama but for the kiddos dan pak suami tercinta :k Sebelumnya saya mau namakan makanan ini bola-bola kordoba (bermaksud mengenang salah satu kota di spanyol, ketika islam berjaya) tapi saya bingung suku kata "do" akan mewakili apa ya? :t. Masa saya mau pakai dodol? :). Yo wis lah akhirnya saya memilih korbama. Bola-bola korbama adalah bola-bola kornet, bayam, makaroni. 


Nggak penting banget ya, pake milih nama makanannya dulu :). Bagi saya penting karena itu akan memancing rasa penasaran the kiddos. Kalau pak suami sih, mau dinamain apa kek, mau dibentuk kaya apa kek, dia nggak mau tau. Yang penting enak :). Back to korbama. Ini yang harus disiapkan dan cara membuatnya ya.... ;)


What we need
  • kornet
  • bayam atau sayuran lain (namanya nggak bisa korbama lagi donk :p) 
  • 100 g makaroni, rebus
  • 1/2-1 buah bawang bombay, cincang kasar
  • Susu cair plain
  • Garam
  • Gula pasir
  • Minyak goreng
  • Mentega
*Selain makaroni, yang lain nggak pake takaran-takaran. Menurut feeling saya aja. Jadi, secukupnya aja ya...


How to
  • Tuang minyak/ mentega (saya pakai mentega) secukupnya ke dalam wajan. Setelah panas, masukkan cincangan bawang bombay. Tumis sampai harum
  • Masukkan kornet, tumis sebentar
  • Masukkan makaroni, aduk rata


  • Tuangkan susu secukupnya, aduk rata. Saya pakai 200 ml
  • Setelah susu sudah berkurang, masukkan bayam. Aduk rata
  • Tambahkan gula dan garam, aduk rata. Cicipi dan tambahkan gula atau garam jika perlu sampai rasanya pas sesuai selera
  • Biarkan sebentar sampai susu meresap semua, matikan kompor
  • Sambil menunggu sampai hangat, siapkan telur (kocok lepas) dan tepung panir

Thaya bantuin membentuk bola-bola korbama

  • Setelah sudah agak hangat, ambil sesendok korbama, bentuk bulat *agak susah nih ngebentuknya :# but practice makes perfect indeed!! 
  • Gulingkan di atas tepung panir sampai tertutup rata
  • Celupkan ke telur, lumuri lagi tepung panir
  • Begitu seterusnya sampai campuran korbama habis

Bola-bola korbama tanpa akurasi & presisi.
Akurasi & Presisi, kerjaan sehari-hari di lab dilupakan dulu :)

  • Masukkan ke kulkas setengah jam supaya tepung melekat sempurna.  
  • Goreng sampai coklat keemasan. Tidak saya goreng semua, simpan tuk persediaan besok :)
  • ready to be served

This is it, Bola-bola korbama *FarahQuinsStyle*

Alhamdulillah,... akhirnya selesai juga. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 2 jam. Bola-bola korbama yang dihasilkan sekitar 20 buah. Itu tanpa presisi dan akurasi yang baik ya... Lumayanlah ;). Pak suami cuma geleng-geleng ngeliat saya masak pake dipoto-poto. Berbagi yank, berbagi... (di blog :p)


Kesimpulan tuk bola-bola korbama ini adalah E go to the NAK alias YUMMY!!!. Athaya doyan banget mpe bolak-balik ngambil. Next time, mau saya tambahin keju di dalammya. Jadi si keju akan meleleh gitu waktu digoreng, hmm.... :p


*Malu posting resep gampang begini :#*

                       -Indah- :L 


Jumat, 22 Agustus 2014

Kembar Beda 6 Tahun

Menakjubkan ya, kembar tapi beda 6 tahun? :) jangan khawatir, itu hanya berita hoax semata. Ini tentang saya dan adik bungsu saya. Kata banyaaaak orang, saya kembar sama adik bungsu saya. Menurut kita? Ih nggak sama lah, beda #denial, cantikkan gue *menurut saya* dan pasti dia tidak setuju :)


Kemiripan-yang kata orang amat sangat ini- sebenarnya tidak mengganggu. Berhubung kita memang satu ayah, satu ibu, satu garis keturunan. Tapi, jadi agak capek ati ketika ada beberapa kejadian yang terjadi karena kemiripan ini. Lucu sih, tapi kalau keseringan juga males keles :o. Begini beberapa ceritanya: *back sound seperti di film horor mulai terdengar*


Saya mau berangkat kerja, nyetop angkot di deket rumah. Naik, duduk manis. Nggak berapa lama, gadis di depan saya menegur dengan muka excited "Hai tri, apakabar?" *seisi angkot memperhatikan kami*. Nah, ini ni titik kritis. Kalau saya langsung membantah dengan mengatakan saya bukan tri, gadis itu pasti malu setengah mati sama penumpang yang lain. Tapi kalau saya mengiyakan, masak iya saya ngaku-ngaku jadi adik saya. Gimana saya menanggapi kalau percakapan berlanjut ke kisah mereka dulu. Bisa bisa saya yang malu setengah mati  :#


Daripada saya yang malu, mendingan dia kan? :) Toh memang dia yang salah orang. Saya pasang muka manis ples kasih senyuman "Saya kakaknya". Si gadis "O.. maaf kak, mirip banget." Saya tetap senyum dan memulai percakapan "Teman tri di mana?" dan Bla bla bla sampai kami harus berpisah karena sampai tujuan dengan titipan salam tuk adik saya. Beberapa hari kemudian, saya bertemu dengannya lagi. Berbekal pengalaman, gadis itu bertanya dulu setelah saya beri senyuman "Ini kakaknya tri atau tri?".


Pernah juga lain waktu saya di angkot, saya merasa ada yang memperhatikan saya dari tadi. Bukan GR lho ya, tapi kita kan kadang tau ya kalau ada yang memperhatikan kita terus menerus. Nah, kalau udah kaya gini, saya malah mau nangkap basah tatapannya dengan muka dingin :) begitu saya rasa dia mulai ngeliatin saya lagi segera saya tatap matanya. Si gadis salah tingkah kemudian menegur saya "Anak SMA 2 bukan?." "Ehm, iya, pernah" jawab saya *walau cuma seminggu*. "Anak IPA kan? Tri ya?" tanyanya lagi. "Bukan, saya kakaknya tri," "O maaf mbak, mirip banget". As usual batin saya.


Pernah juga waktu saya ikut lomba di sebuah pendidikan Qur'an terjadi kejadian lucu. Ketika saya memperkenalkan diri, juri setengah nggak percaya kalau nama saya Indah. Lah, saya bingung mau ketawa atau mau marah. Masa saya nggak dipercaya perihal nama saya sendiri. Nama saya sendiri lho ya bukan nama orang. Sang juri bertanya sampai dua kali perihal nama saya sampai akhirnya nekat mengoreksi "Bukannya Tri?". "Bukan bu" dan saya malas memberikan penjelasan. Saya biarkan saja sang juri bingung dengan keadaan belum percaya kalau saya indah.


Belanja bulanan di supermarket, tetiba dari arah kanan ada gadis merangkul saya "Hai, apakabar?" Saya dengan muka senyum tapi bingung nggak berkata apa-apa. "Wiwit" katanya lagi. Saya berusaha keras mengingat takut kalau memang ada teman saya entah SD, SMP, SMA yang bernama wiwit. Kesimpulan singkat: tidak ada, ada juga wiwit tapi laki-laki. "Ah tri, masa nggak inget ah..." Woke, kamu yang salah anak muda... *gaya Adi di tetangga masa gitu*. Diakhiri dengan permintaan maaf dari sang gadis. Grrrr rugi nih gue dah ngubek-ngubek file memori teman lama tuk teman yang nggak pernah ada :)


Pernah saya pulang kerja nebeng jemputan kantor lain. Kebetulan ketemu ibu saya yang juga nebeng jemputan itu. Ada laki-laki yang ketika saya naik senyam-senyum tapi nggak bersuara, negur atau apalah. Saya kan jadi geer :). Dari ibu, saya tau kalau dia teman adik saya yang baru keterima di kantor. Sampai saya duduk, dia tuh ngeliatin saya sampai tengak-tengok terus. Wah, dah mulai mengganggu nih. Tapi saya bingung, masa saya harus klarifikasi tanpa ada pertanyaan atau pernyataan dari dia. Yo wis lah, nasib :v.


Itu baru seputar teman-teman. Ada lagi nih, ternyata seorang bapak penarik becak pun pernah bingung. Jadi ceritanya, adik saya pergi keluar rumah naik angkot, melewati kumpulan penarik becak. Nggak lama, saya pergi juga tapi naik becak. Si bapak penarik becak bertanya "Lho bukannya tadi dah pergi neng, dah balik lagi?". "Itu adek saya pak" jawab saya. "Ah enggak, neng kok tadi". Lah... dah lah, biarin aja si abang dengan pendapatnya sendiri. Nggak hanya sekali lho, beberapa kali si abang berucap "Bukannya tadi dah pergi ya?" Nah, *kebanyakan Nah dari tadi* suatu hari kami pergi berdua dan akhirnya si abang berkesimpulan "Oo... ada dua to?"


Terakhir adalah ketika adek bungsu saya itu melahirkan anak kembar. Ketika saya menjenguknya, ngobrol-ngobrol, ketawa-ketiwi, baru sadar kalau ada salah satu perawat yang memperhatikan dan ketika saya tangkap basah tatapannya, halah. Dia bilang "Pantes, ibunya kembar juga sih ya jadi memang ada keturunan kembar." Saya dan adik sudah malas mengklarifikasi, kami biarkan ibu kami yang menjawab.


Si Bungsu, Saya, dan Si tengah
Nggak mirip banget kan sodara-sodara?
Cuma mirip dikit ;)

Begitulah kisah kami si anak kembar beda 6 tahun. Lumayan buat ketawa-ketiwi. Dan kesimpulan saya adalah, temen adek saya kok ya ada di mana-mana. Dari radius beberapa ratus meter sampai puluhan kilometer dari tempat tinggal kami. Dari supermaket, angkot, di bis jemputan kantor orang, sampai ajang lomba Qur'an. Subhanalloh... Gaul banget lo dek!!! :@


*Kagum dengan banyaknya teman si adek*
                        -Indah- :L

Senin, 18 Agustus 2014

Lets Play

Blogwalking dan silahturahmi di dunia maya hari ini menghasilkan sesuatu yang yahuuud banget :@. Saya nemu blog yang isinya contoh kegiatan untuk anak-anak dan keluarga. Ada permainan untuk anak bayi sampai sekolah dasar, sampai contoh permainan untuk keluarga. Whuaa surga dunia banget buat saya nih blog. Jadi banyak ide berloncatan abis nguplek-nguplek di blog ini :t


Hal pertama yang mau saya contek adalah cardboard roads. Berhubung akhtar dan athaya lagi senang banget bolak-balik dari pintu depan sampai dapur naik scooter, saya jadi ada ide untuk buatin mereka cardboard roads ini. Selama ini mereka main berdua kadang melakukan roleplay juga. Kadang athaya jadi pengendaranya, akhtar jadi tukang parkirnya. Kadang mereka berperan seperti petugas jalan tol. Kadang saya atau pak suami diminta jadi penyewa scooter (seperti di taman kota) yang menerima ongkos penyewaan. Kadang akhtar iseng dorong athaya dan bikin athaya teriak-teriak. Kalau udah begini kejadiannya, pasti berakhir dengan pilihan menyimpan scooter di gudang dan besok saya berikan ke orang lain atau bergantian memainkannya dengan baik.


Pasti mereka senang kalau dibuatin cardboard roads ini. Nggak sabar melihat muka-muka excited mereka tapi kapan ya saya bikinnya? Hiks, hiks #nasibworkingmom. Semoga saya diberi kemudahan untuk segera membuat cardboard roads ini, aamiin... 


Mupeng banget pengen bikin kaya gini ;)


Semoga segera terwujud, aamiin... :y
                       -Indah-


Jumat, 08 Agustus 2014

Jika Anak Bicara Kasar


credit

"Bego lu". Whuaa, teriak saya panik dalam hati. Kok dalam hati? Ya, saya terbiasa nggak memberikan reaksi langsung. Reaksi panik cukup dalam hati aja ;). Itu kalimat yang saya dengar dari mulut akhtar, my almost 3 years old -no longer- baby boy ketika sedikit ada friksi dengan kakaknya, athaya. Jiaah, friksi. Biar agak ilmiah dan terkesan shophisticated  ;)


Saya perhatikan muka akhtar ketika bicara kalimat itu. Muka nya tuh muka iseng ketawa-ketawa :p gitu bukan muka yang marah mengumpat. Saya simpulkan dia tidak mengerti arti kalimat yang sudah diucapkan. Saya pura-pura tidak mendengar. Ealah, akhtar malah mengulanginya berkali-kali sambil lari-lari senang karena di kejar sama kakaknya.


Langsung saya bertindak. Saya tangkap dan pegang akhtar, saya pangku sambil berkata dengan setenang mungkin dengan muka serius. "Anak Ummi yang sholeh, tadi adek ngomong apa?" terdengar back sound kakaknya ngadu perihal kalimat bego lu tadi. "Sebentar ya cantik, Ummi ngomong dulu sama adek." Athaya diam.


"Adek tadi ngomong apa?" tanya saya lagi. Akhtar diam seperti bingung :f kalimat mana yang dimaksud. "Tadi kan ngomong bego lu" kata Thaya, masih dengan suara meninggi karena kesal. Akhtar dengan senyum bilang ke saya "Bego lu". Aduh, senyumnya itu lho #EitsKeepFocus. "Adek, anak Ummi yang baik, sholeh, cerdas, ngomong bego lu itu tidak baik, Adek tidak boleh ulangi lagi ya. Adek denger dari siapa?." "Andri" jawabnya. Hfuhft, benar dugaan saya :t. Anak tetangga saya itu memang cenderung kasar dan eksploratif berlebihan *nggak ada anak nakal kan ya?*. "Iya ummi..." kata akhtar sambil senyum maniiiiis banget dengan suara lembut. *maknyamelted*. Kasih pelukan erat, cium pipi tembemnya. Selesai *for that day*.


Beberapa hari kemudian, sore sepulang kerja, saya terima pengaduan dari athaya. "Ummi, tadi akhtar ngomong bego lagi". Astaghfirulloh,... Saya hampiri akhtar. Saya pangku. "Adek, kata mbak tadi ngomong bego lagi ya?." "Bego lu" katanya dengan muka senyum. Wah, ini dia sudah pada taraf iseng. Dengan nada suara tetap tenang "Adek, ummi nggak suka adek ngomong seperti itu. Itu tidak baik. Adek pernah nggak denger ummi ngomong kayak gitu? Adek tau nggak ......." kalau ditulis semua kepanjangan :). Berakhir dengan janji akhtar tidak mengulangi mengucapkan kata itu dan perjanjian kalau akhtar ngomong kata itu lagi, akhtar harus time out di dapur selama dua menit *Time out selalu jadi jurus jitu penghentian segala hal tidak baik*.


Alhamdulillah, it works!!! Akhtar nggak pernah ngomong kata itu lagi. Akhtar sekarang sering lapor ke saya "Ummi, andri tadi ngomong bego lu". Saya jawab, "Adek bilang ya ke andri. Andri, ngomong seperti itu tidak baik." Begitu terus, hampir tiap hari akhtar laporan ke saya tentang perilakunya andri. Sampai-sampai athaya bilang, "Adek juga ngomong bego melulu." Iya juga ya, secara setiap saat laporan. Anak... anak... :v 


credit
Tetap tenang, ajak bicara.

Beberapa waktu kemudian, saya browsing bagaimana sih bereaksi yang benar pada anak yang bicara kasar :f? Saya baca dari ayahbunda.co.id, ini caranya:
  1. Tetap tenang :k --> Tidak panik, tetap tenang karena bisa saja dia asal ucap tanpa mengerti arti dari apa yang dikatakannya.
  2. Tidak marah --> Tidak marah, membentak, apalagi memberi hukuman fisik seperti menyentil mulutnya :o. Bila anda marah, dia akan cenderung berkata kasar lagi ketika marah pada anda hanya untuk memancing reaksi anda, membuat anda kesal.
  3. Tidak tertawa --> Sekedar tersenyum gelipun :) jangan. Anak akan salah sangka, mengira apa yang diucapkannya tadi tidak salah tapi lucu.
  4. Jelaskan itu tidak baik --> Jelaskan kalau kata yang dia ucapkan tadi tidak baik dan bisa membuat orang tidak suka padanya. Kalau orang lain tidak suka, tidak mau bermain bersama lagi.
  5. Tanyakan darimana dia mendengarnya --> Agar anda tau sumber-sumber yang patut diwaspadai dan bisa memberikan peringatan agar yang jelek itu tidak ditiru.
  6. Kenalkan konsekuensinya --> Jika dua kali diperingatkan tetap berkata kasar anda perlu mendisiplinkannya. Tetap tenang dan tegas. Misalnya: "Karena adek sudah berbicara kasar dua kali maka adek tidak boleh makan es krim seminggu." Jangan lupa beri pujian :k jika anak sudah menepati janji tidak berbicara kasar lagi.
  7. Ajarkan empati --> Sering anak bicara kasar tanpa menyadari itu bisa menyakiti perasaan orang lain. Misal, "Dinda jelek, ompong." Ajak ia membayangkan kalau diejek seperti itu, pasti sedih. Ajarkan empati dan tidak menilai orang dari fisik nya semata.

Tidak membentak apalagi menghukum secara fisik
credit

Aih aih, am I so smart or what :t :$. Dari 7 point di atas, 6 sudah saya lakukan sebelum ngilmu online. Maaf, sombong dikit :). Jadi, tetap tenang ya Bunda dan Panda... Kalau masih mengucapkan kata kasar, peringati. Sudah dua kali berkata kasar, beri hukuman. Hukuman yang membuat jera bukan berarti hukuman fisik dan kejam lho :o. In my opinion, time out is highly recommended punishment.


Sumber ngilmu: ayahbunda.co.id


With Love :L
     -Indah-

Senin, 04 Agustus 2014

SARUNG Tuk Hidup 60 Tahun Lebih

Umur adalah rahasia Alloh yang tak seorang pun mengetahuinya. Kapan, di mana, dan bagaimana kita akan menutup umur, mengakhiri hidup di dunia, berpulang padaNya. No body knows :o. Menurut saya, dengan ketidaktahuan tersebut kita harus lebih bersemangat menjalani hidup di dunia ini. Semangat beribadah, semangat berbuat kebaikan, semangat selalu memberikan yang terbaik untuk orang sekeliling kita sehingga kalaupun kita dipanggil tetiba gegara apapun, *Ejaan Yang Tidak Disempurnakan :)* kita akan meninggalkan kesan baik dan indah. Semoga sayapun begitu, aamiin... :y


Rosululloh diberi "jatah" di dunia ini 63 tahun tidak seperti nabi-nabi sebelumnya yang bisa hidup bahkan hampir 1000 tahun. "Jatah" saya berapa ya? satu harap saya, akhir hidup yang baik, khusnul khotimah. Ketidaktahuan akan umur saya pribadi tidak menyurutkan semangat saya menuju hidup yang panjang. Semua harus saya persiapkan agar ketika menua tidak menjadi beban bagi sekitar. Agar hari tua saya tetap bisa memberi manfaat bagi sekitar. Bisa tetap sehat, bisa tetap berkarya, dan bisa tetap berbagi.


Ada cara yang mau saya bagi berkaitan dengan persiapan menuju umur panjang, 60 tahun lebih. Saya punya SARUNG sebagai bekal menuju hidup 60 tahun lebih. Ya, SARUNG. Tapi bukan yang kotak-kotak buat sholat itu ;). Saya berusaha menyeimbangkan tiga kekuatan diri yaitu jasadiyah, ruhiyah, dan fikriyah. Ini SARUNG saya:

  • SAyangi fisik

Fisik adalah kekuatan utama yang bisa membuat segala nya menjadi lebih mudah. Bukan kesempurnaan atau keterbatasan fisik yang saya tekankan tapi kesehatan. Ya, sehat lahir a.k.a sehat jasadiyah bisa menjadikan segalanya mudah dan nikmat. Ibadah nikmat, beraktifitas gampang, bersosialisasi lancar :d. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk tetap sehat. Mulai dari olahraga teratur, makan makanan sehat dan halal, gaya hidup sehat, serta secara rutin cek kesehatan. Apa yang sudah, sedang dan akan saya lakukan :t ?. Eng ing eng.... :). 


credit


Yang sudah dan sedang saya lakukan adalah olahraga, gaya hidup sehat, dan secara rutin cek kesehatan :@. Olahraga yang saya pilih adalah naik sepeda. Setiap akhir pekan pasti saya bersepeda keliling komplek dengan keluarga kecil saya. Walau kata suami olahraga bersepeda tidak terlalu mengeluarkan keringat tapi saya tetap memilih olahraga itu. kenapa? karena the kiddos nggak mau diajak lari, mau nya cuma naik sepeda :). Tak apalah yang penting saya sudah mendapatkan keuntungan bersepeda seperti: meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menguatkan otot, memadatkan tulang, menyeimbangkan hormon sehingga bisa menurunkan kadar kecemasan dan depresi, menguatkan otot pernapasan dan paru-paru, mengurangi resiko terkena penyakit jantung, menjaga tekanan darah tetap normal, serta mengurangi resiko terkena kanker paru-paru. 


Gaya hidup sehat yang saya lakukan adalah tidur malam tidak larut dan bangun sebelum adzan shubuh berkumandang. Big no to begadang!!. Bangun sebelum shubuh juga baik untuk kesehatan karena udara pagi banyak mengandung O tiga alias ozon. Kandungan ozon ini akan berkurang sampai habis hingga matahari terbit. Ozon dapat mengaktifkan kerja otak dan tulang dan memberikan pengaruh positif pada urat syaraf :@. Hal lain yang rutin saya lakukan adalah mandi sebelum shubuh. Ternyata manfaatnya, Subhanalloh... Air pagi sebelum shubuh juga tinggi kandungan ozon nya sehingga mandi pagi dapat melancarkan peredaran darah, meningkatkan jumlah sel darah putih, menurunkan resiko darah tinggi, meningkatkan kesuburan, menyehatkan jaringan, dan menurunkan kadar depresi karena sifat air yang merelaksasi :c.


Rutin cek kesehatan juga sudah saya lakukan beberapa tahun belakangan ini. Alhamdulillah dapet gratisan dari kantor, general check up. Point makan makanan sehat adalah hal yang akan saya lakukan. Bukan berarti saya tidak mengkonsumsi makanan sehat selama ini tapi saya juga masih mengkonsumsi makanan yang terdeteksi bukan makanan sehat seperti: gorengan. Abizz gemana ya, gorengan itu tuh... ya kamu tau lah :), yang penting halal dan tidak berlebihan kan ya?.

  • RUhiyah dijaga selalu
credit

Ruhiyah amat sangat perlu di rawat. Batin kalau sampai "sakit" bisa berimbas pada fisik. Tidak sakit secara fisik tapi terlihat atau bahkan terasa sakit karena batinnya yang sakit :(. Hal-hal yang sudah saya lakukan untuk menyehatkan ruhiyah saya adalah: berusaha selalu taat dan patuh pada Nya. Saya yakin semua yang dilarang Nya dan semua yang diperintahkan Nya pasti membawa manfaat bagi makhluknya. Selain itu, saya juga berusaha menjalankan ibadah-ibadah sunah. Dari yang pernah saya baca, sesungguhnya ibadah sunahlah yang bisa menjaga kesehatan ruhiyah kita. O iya ada lagi, always thinking positive juga hal yang saya usahakan dengan keras selalu saya jalankan. Selalu cari 1000 alasan baik untuk semua hal. Alhamdulillah, ketenangan sudah saya rasakan :L.


  • NGilmu
credit

Untuk memberikan asupan bagi fikriyah saya, saya harus banyak ngilmu. Alhamdulillah bukan ilmu yang aneh-aneh ya kaya ilmu hitam, santet, dan pelet :o. Ilmu yang dicari kudu yang bermanfaat baik bagi diri saya pribadi maupun orang sekitar saya. Baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Dengan cara berguru secara langsung maupun berguru melalui tulisan. Berguru dari orang yang lebih tua, sebaya, bahkan anak kecil. Ya, kita bisa banyak belajar mudah memaafkan, bersikap jujur, dan percaya dari anak kecil bukan? *ilmu jiwa*. Banyak membaca, sebagai salah satu cara ngilmu saya, menurut penelitian juga bisa mencegah pikun di usia senja. Hmm, menarik sangat ya?. That's why I love knowledge so much  ;)



Itulah SARUNG yang sudah, sedang, dan akan saya lakukan menuju hidup 60 tahun lebih. Mencakup kebutuhan asupan bagi 3 unsur hidup manusia. Jasadiyah, ruhiyah, dan fikriyah. Semoga bisa membawa saya menuju hidup 60 tahun lebih. Semoga saya di kehidupan 60 tahun lebih tetap bermanfaat bagi sekitar bukan malah menjadi beban. Semoga saya tetap konsisten menjalankannya, aamiin. Saya ucapkan juga selamat sudah mencapai hidup 60 tahun lebih untuk Pakdhe :~. Semoga tetap sehat, tetap banyak rezeki, dan tetap bagi-bagi hadiah keren lewat GA :d. 


Artikel ini diikutsertakan pada Giveaway seminggu: Road to 64




Sumber bacaan:
  • http://www.merdeka.com/sehat/ketahui-9-manfaat-kesehatan-dari-bersepeda.html
  • http://infoislamdaily.blogspot.com/2013/07/manfaat-bangun-pagi-sebelum-subuh.html
  • http://www.maduracorner.com/khasiat-mandi-sebelum-waktu-subuh-tiba/
  • http://alamiilmiah.com/cara-mempertajam-ingatan-dan-mencegah-pikun/

Selasa, 22 Juli 2014

Malam Yang Lebih Baik


Pejuang HAMAS
Sumber: PKS Piyungan


Seorang ulama pernah berkata:

"Sungguh kamu penduduk Gaza beruntung besar karena dalam satu hadits, Nabi bersabda:


Maukah kamu aku beritahu malam yang 
lebih baik dari Lailatul Qadar?
Yaitu malam seorang yang berjaga 
di tanah yang diancam (dalam peperangan)
karena boleh jadi dia tidak akan 
kembali ke pangkuan keluarganya


Dan kamu, wahai penduduk Gaza, mendapat kedua-duanya, yaitu Lailatul Qadar di bulan Ramadhan dan malam berjaga dalam peperangan."


Sumber: PKS Piyungan


Reblog dari PKS Piyungan
#PrayForGaza


Akhir Ramadhan: Di mana kita?

Hari ini kita sudah memasuki masa akhir Ramadhan. Hmmm... I wish I have you longer. Bulan mulia ini memang berjalan sangat cepat sekali, nggak rela sebenarnya diri ini beranjak memasuki bulan kemenangan. Bukan, bukan saya tidak ingin merasakan kemenangan tetapi kok ya Ramadhan singgah hanya sebentar :( 


Apa yang bisa kita lakukan dalam mengisi hari-hari terakhir Ramadhan ini? Di simak yuuk...


Akhirnya dapat jodoh, Alhamdulillah
*Nge-Net terus*


Kejar dunia Selalu


Mengejar popularitas? Jadi terkenal? Itu harus!!


Malam Seribu Bulan


Which Way You Will Go? :f


*Semua kartun dari The Muslim Show

Jumat, 18 Juli 2014

Mudik dengan MPASI Homemade

Sebentar lagi mudik? with the baby? yang masih MPASI? mau tetap MPASI homemade? bisa lanjut baca di sini ya ;)


Beberapa tahun yang lalu saya mudik dengan akhtar yang masih berumur 9 bulan. Akhtar masih MPASI. Selama ini, MPASI yang saya berikan selalu homemade, bukan produk instan yang banyak beredar di pasaran :o. Saya sempat bingung bagaimana memberi makan akhtar ketika mudik :f sehingga berpikir akan beralih ke MPASI instan selama dalam perjalanan mudik dan selama di kampung. Yang terjadi adalah hati selalu menolak, idealisme terasa terinjak-injak, perasaan bersalah sudah mulai ada walaupun akhtar belum saya berikan MPASI instan :(.


Alhamdulillah saya segera bertobat dan berpikir cepat mencari solusi. Mungkin karena bingung sangat, saya sampai lupa dengan keberadaan mbah gugel yang pasti punya solusi atas masalah saya ini :). Alhamdulillah saya banyak dapat ilmu dari cerita-cerita orang dengan masalah sama di blog mereka. Bahkan ada yang travelling ke luar negeri, yang memakan waktu lebih lama dalam perjalanan, pun tetap MPASI homemade. Jadi, dengan belajar dari pengalaman mereka, saya pun bertekad tetap memberikan MPASI homemade untuk akhtar selama mudik.


Cooler Box
Credit

Jadi, intinya, semua makanan utama dan makanan selingan (pure buah) akhtar akan saya bekukan dan selama dalam perjalanan di simpan dalam cooler bag atau cooler box. Sesaat sebelum makan, harus saya hangatkan terlebih dahulu. Perjalanan mudik saya dimulai jam 10 malam. Saya hitung kebutuhan makanan utama dan selingannya dengan kondisi jalanan terparah (baca: macet total), saya memerlukan: 3 kali makan utama, 2 kali buah, 3 porsi cadangan buah *akhtar suka nambah dan gampang laper :)*, serta buah siap makan (pisang, pear).


Cooler bag & ice gel
Credit 

Sehari sebelum berangkat, saya sudah buatkan makanan utama: nasi dan lauk-pauknya yang dihaluskan dengan blender. Saya pilih sayur yang tidak mudah basi. Jagung termasuk yang cepat basi, jadi saya coret sementara dari daftar makanan mudik. Setelah siap, saya masukkan dalam wadah kecil sesuai porsi tuk sekali makannya. Jadi, diharapkan tidak bersisa. Tuk buah, saya pilih buah favoritnya: jambu merah dan alpukat campur pear (ini enak banget lho, seger!!!). Buah favorit akan mengurangi resiko akhtar menolak makan. O iya, bunda disarankan tidak mencoba menu baru ya selama dalam perjalanan mudik. kalau anaknya tidak suka dan menolak makan, bagaimana? belum bisa diajak ke warteg kan? :). 


Setelah semua siap dalam wadah masing-masing, saya masukkan freezer tuk dibekukan seharian penuh. Jangan lupa juga ice gel atau ice pack nya sesuai kebutuhan. Saya sarankan menggunakan ice pack dibandingkan ice gel karena lebih tahan lama beku. Jumlah ice pack nya jangan satu atau dua ya... kalau bisa, jumlahya memungkinkan untuk mengelilingi wadah makan di samping kanan, samping kiri, bawah, dan atas.


Ice Gel & Ice Pack
Credit

Untuk menghangatkan makanan yang beku, saya membawa mangkok dan termos berisi air panas. Untuk mempermudah proses penghangatan, makanan sudah saya keluarkan dari cooler bag 2-3 jam sebelum waktu makan. Jadi, ketika di taruh dalam mangkuk berisi air panas, hanya untuk menghangatkan bukan untuk membuat bentuk beku menjadi cair. Selalu cek apakah air panas dalam termos suhunya masih cukup panas. Jika tidak, segera ganti dan isi penuh dengan air panas yang mudah didapatkan di warung-warung pinggir jalan.


Wadah makanan utama, tuk porsi sekali makan
Credit

Saya juga membawa sayur mentah yang tahan lama (wortel dan jagung) karena saat baru tiba, saya pastikan belum bisa langsung ke pasar tuk berbelanja bahan makanan dan stok perjalanan pasti sudah habis. Saya juga bawa blender, pisau, dan talenan kecil.


Botol ASI perah yang saya pakai tuk pure buah
Credit

Alhamdulillah, selama dalam perjalanan, tidak ada kendala yang berarti kecuali saya pernah lupa mengeluarkan makanan dari cooler bag jadi untuk mencairkan dan membuatnya hangat menjadi agak lebih lama. Untung nya saya bawa pear, tinggal kupas, kasih ke akhtar tuk ngenganjel perut sementara ;). Semua pure buahnya habis tapi tidak dengan makanan utamanya, tersisa setengah porsi karena mungkin dia bosan sehingga lebih memilih pisang.


Kesimpulannya yang harus disiapkan adalah:
  1. Cooler bag atau cooler box 2 buah
  2. Ice pack atau ice gel 8-10 buah
  3. Makanan utama yang telah dibekukan sesuai kebutuhan
  4. Buah yang telah dibuat pure sesuai kebutuhan
  5. Mangkuk yang ukurannya cukup untuk wadah makanan beku sampai terendam
  6. Termos berisi air panas
  7. Blender
  8. Pisau
  9. Talenan kecil
  10. Peralatan makan

O iya, sebelum pulang kembali ke rumah, jangan lupa lakukan hal yang sama untuk menyiapkan makanan perjalanan pulang. Bekukan sehari sebelum perjalanan pulang. Jika menginap di hotel, jangan segan-segan tuk "numpang" membuat makanan di dapur hotel (makanya perlu bawa blender sendiri) dan freezer hotel tuk membekukan makanan, pure buah, dan ice pack.


Untuk waktu yang tepat memberikan makan, berpulang ke masing-masing anak. Bunda pasti tau kesiapan anak untuk makan. Hindari memberi makan di saat jalanan tidak dalam kondisi baik seperti menanjak, menurun, berkelok-kelok. Kalau bisa berhenti sebentar untuk memberi makan sambil beristirahat dan menghirup udara segar, itu jauh lebih baik. 


Selamat bersenang-senang, selamat melepas lelah setahun bekerja, selamat bersilahturahmi dengan sanak saudara di kampung halaman, dan selamat tetap memberikan buah hati kita yang terbaik, MPASI homemade. Happy holiday everybody!!! :~ 

Kamis, 17 Juli 2014

Kisah 3 Pemuda

Ada 3 pemuda yang datang ke rumah pak Haji untuk meminang anak gadisnya. Tidak sembarangan, pak Haji ingin memberi tes kecil terlebih dahulu.


Pak Haji   : "Siapa nama kalian?"
Pemuda 1 : "Anas pak Haji"
Pak Haji   : "Ehm.. coba baca surat An-Naas"
Pemuda 1 pun membaca surat An-Naas dengan lancar. Pak Haji kemudian bertanya kepada pemuda 2.


Pak Haji   : "Kalau anda siapa?"
Pemuda 2 : "Saya Thariq pak Haji"
Pemuda ke 2 pun membaca surat Ath-Thariq dengan lancar dan tartil. Mendengar pembicaraan kedua pemuda sebelumnya dengan pak Haji, pemuda ke 3 mendadak pucat, gemetaran, dan keluar keringat dingin. Tidak bisa mengelak dari pertanyaan pak Haji, pemuda ke 3 berusaha bersikap tenang.


Pak Haji  : "Dan anda siapa?"
Pemuda 3: "Ali Imron pak Haji tetapi biasa di panggil Qulhu"






Selasa, 08 Juli 2014

Welcoming The Twins



WELCOME TO THE WORLD TWINS!!!

We are so happy and blessed to have you here
Hopefully both of you can always be our pride

Kiss and a big hug for both of you

Dzaki dan Arfan, baru saja lahir ;)

Teriring doa:

Baarokallahulaka fiil mauhuubilaka, wa syakartal waahiba, wa balagho asyuddahu, wa ruziqta birrohu

Semoga Alloh memberikan keberkahan untuk dirimu
atas (karunia) yang diberikan kepadamu
Semoga engkau mensyukuri yang Maha Memberi
hingga sang anak menjadi dewasa dan menjadi anak yang berbakti


For the twins:


Semoga kalian menjadi anak sholeh yang selalu dibanggakan kedua orangtua,
cerdas, berguna bagi agama, bangsa, dan negara kalian.
Amin... :y 


Ada cerita sebelumnya di SINI

-With Love :L -