Jumat, 06 Oktober 2017

Mainan Baru: Boci Zoo





Seperti kebanyakkan anak laki-laki, akhtar suka pake banget ma binatang. Terutama binatang buas. Kalau ini mungkin ketularan saya yang emang suka singa dan harimau. "Singa itu keren ya dek rambutnya, bikin tambah gagah". "Belangnya harimau tuh cakep banget ya dek". Itu kalimat saya kalau lagi ngobrolin binatang.


Akhtar tuh nggak bosen-bosen pergi ke kebun binatang. Ini udah minta yang ketiga kalinya. Emaknya bosen :(. Karena belum kesampean ke bonbin, eh dia malah minta ke taman safari. Duh, mending ke ragunan aja deh, taman safari mahal euy :D Etapi apa kita ke kebun binatang versi android aja dulu ya??? Ha ha lebih murah lagi. Download sekali, bisa dimainin ratusan kali. 


Saya dapet info kalau sekarang ada kebun binatang Boci. Jenis game edukasi gitu. Tertulis untuk anak umur 2-6 tahun. Game ini bersifat eksplorasi. So, kid has to tap the picture to play the game. Download udah, tinggal Mak coba main gamenya dulu. He he... Abis gimana ya, kalau mo mendampingi kan ya kita harus dah tau gimana caranya. Ntar tengsin kalo jago-an anak kite :D. 


Free at play store

Hasil coba-coba game ini, aman untuk anak-anak. Nggak ada unsur kekerasan, pornografi, apalagi sara (ini kayanya lebay. Binatang kok sara??). Tapi saya sempet bete. Lah kok cuma panda, es krim,, arum manis, ma air mancur aja yang bisa dimainin?. Dikit amat. Ealaaah ternyata nggak sengaja kegeser lah gambar ke atasnya. Ha ha ternyata bisa digeser buibu!!. Masih banyak binatang lainnya. Kurang eksplor banget ya saya? 


Tampilan awal Boci Zoo

Jadi di kebun binatang Boci ini ada 7 binatang: jerapah, panda, zebra, gajah, penguin, monyet, dan singa. Masing-masing binatang bisa diajak "main" dengan cara mengetuk tulisan MASUK di kandangnya. Kecuali singa dan jerapah. Mereka hanya bisa bersuara kalau diketuk. Sayang, padahal saya cuka cekali ma singa dan jerapah. Akan lebih baik kalau mereka juga bisa diajak main ya... 


Just tap it and see what will happen

Seru lah main boci zoo ini. Dual bahasa pula. Bisa pilih in Indonesia or in English. Suara dan gambarnya menarik. Anak-anak bisa lebih mengenal binatang dan semoga tertanam rasa menyayangi sesama makhluk hidup. Ke depannya bisa jadi penyelamat lingkungan dan binatang kan oke banget.


Pendampingan perlu banget ya buibu or pakbapak. Selain ini bisa jadi jalan kita memperkenalkan dunia binatang, ada juga gambar yang dikhawatirkan mengakibatkan salah paham. Binatangnya ada yang keluar dari telur ketika telurnya diketuk. Khawatir anak-anak menyimpulkan kalau gajah, panda, bunglon itu bertelur bukan beranak :D karena kan maksud pembuatnya bukan seperti itu ya... khawatir anak-anak salah paham aja.


Agak ganggu karena ini muncul setiap kali pindah kandang binatang

Satu hal lagi yang agak ngeganggu saya, nggak tau kalau orang lain ya... Setiap kita mo pindah kandang binatang, muncul aja iklan (seperti gambar di atas). Tapi tenaaang ada solusinya. Disconnect dulu aja sambungan internetnya. Baik wifi atau paket data. Ilang iklannya :). Yuk yuk ah segera di cari si boci zoo ini di playstore kesayangan kita. 


With Love
  -Indah-


Selasa, 19 September 2017

Tentang Perempuan & Sekolah





Apa perlu perempuan sekolah tinggi? Sarjana- Magister- bahkan sampai Doktoral? Enggak Perlu!!! Buat apa? mau bersaing dengan laki-laki?. Mau lebih unggul atas lelaki?. Mau dibilang perempuan maju dan modern?. Nggak usaaah. Perempuan itu cukup bisa masak-ngerti mana jahe mana lengkuas, bisa nyuci baju, bisa ngurus suami dan anak. Udah.


Ketika anak menginjak remaja, mereka asyik bersosial media, berselancar di dunia maya, kita yang tidak berwawasan luas, kurang paham dengan apa yang anak-anak lakukan. Pergaulan anak-anak makin luas. Anak-anak tidak terkontrol, naudzubillahi min dzaalik


Suami semakin hari semakin meningkat dan bertambah kualitas dan kapasitas dirinya. Kita masih stuck in that line. Kita diajak ngobrol jadi nggak nyambung. Suami cari teman yang nyambung diajak ngobrol, kebetulan kok ya perempuan, terus berlanjut. Naudzubillahi min dzaalik.


Astaghfirulloh... agak ngeri juga ya kalau perempuan tidak upgrading dirinya. Terlepas dari bekerja atau tidak ya... Perempuan adalah guru pertama anak-anak. Perempuanlah yang mendidik anak-anak. Perempuanlah tempat kembali anak-anak mereka. Perempuanlah "dokter" keluarga. Perempuanlah "apoteker" keluarga. Perempuanlah "akuntan" keluarga. Perempuanlah "ahli gizi" keluarga. Perempuanlah "desainer" baju keluarga. Perempuanlah "motivator" keluarga. Perempuanlah yang dibawah telapak kakinya ada surga. 


Wuih betapa mulianya seorang perempuan ya??.. banyak pula keahlian yang harus dimiliki. Apakah bisa diperoleh tanpa bersekolah? Bisa... melalui pengalaman dan wawasan yang luas. Melalui pembelajaran informal. Akan luar biasa lagi kalau perempuannya berpendidikan tinggi. Pola pikirnya berbeda, akan lebih siap dan tangguh dalam mendidik generasi.


If You educate a man, you educate a man.  If you educate a woman, you educate a generation 


Bener banget ya???... baik buruknya suatu bangsa, bisa dilihat dari perempuannya. Karena apa? karena perempuanlah yang paling sering berinteraksi dengan anak-anaknya. Paling dekat dan tempat kembali bagi anak-anaknya. Bapak? Ada, dibutuhkan juga tapi ikatan emosi anak lebih tinggi dengan ibunya. Mungkin karena sembilan bulan didalam perut ibu ditambah disusui dua tahun? Kayanya sih karena itu ya...


Pendidikan bagi perempuan adalah sama halnya dengan pendidikan untuk laki-laki. Tidak ada pembedaan. Yang membuatnya berbeda adalah masyarakat itu sendiri. Ngeliat perempuan jadi sarjana mungkin sekarang nggak aneh lagi ya... Tapi bayangkan beberapa puluh tahun lalu. Lulus SD, nikahin aja. Atau bahkan memang dari awal tidak disekolahkan karena ya, untuk apa???. Toh perempuan nantinya akan mengurusi anak-anak dan suami. Perempuan yang S2 bahkan S3 dulu bisa dipastikan jarang banget ya... Beda dengan beberapa tahun belakangan ini.


Pengalaman keluarga besar saya sendiripun masih seperti itu. Semua anak perempuan kakek tidak disekolahkan setelah SMA. Jatah kuliah hanya untuk anak laki-laki kakek. Alhamdulillah, beberapa anak perempuan kakek berjuang kuliah sambil bekerja demi bisa membiayai kuliah dengan uangnya sendiri. Alasan kakek berbuat seperti itu tidak saya ketahui persisnya kenapa.


Sesungguhnya, perempuan yang berpendidikan itu bukan dalam rangka menyaingi laki-laki atau untuk bersaing semata. Pendidikan untuk perempuan diperlukan untuk menguatkan dan bersinergi dengan laki-laki membentuk generasi yang cemerlang. Kurang lebih sama dengan yang mbak Ira tuliskan tentang Perempuan dan sekolah tinggi di web Kumpulan Emak Blogger.


Jika memang tidak berkesempatan untuk melanjutkan sekolah tinggi, perempuan tetap harus meningkatkan kualitas diri dan menambah wawasan dengan misalnya banyak membaca, bersosialisasi, aktif di masyarakat, melek teknologi. Updating situation out there deh!!. Jadi, anak-anak ngapain kelak di sosial media, kita tau dan bisa mengawasi. Suami ngajak ngobrol politik, ekonomi, sampai olahraga, hayuk ajah. Keren kan??


Perempuan hanya seputar dapur, sumur, dan kasur?? O pleaaasee deh. What year is it? :). 


Tulisan kedua dalam #collablogging kumpulan emak blogger, kelas Dee Lestari


With Love
  -Indah-