Jumat, 16 Mei 2014

Obati dan Stop TB MDR

Konsultasi dengan Dokter
Sumber: dari sini

Dokter (D) : "Apakabar Pak, Bu?. Bagaimana kondisinya Bu?" tanya dokter sambil menjabat tangan.

Bapak (B) : "Alhamdulillah baik Dok, Istri saya juga sudah lebih baik."

Ibu (I) : "Betul Dok, Alhamdulillah sudah tidak sesak nafas lagi."

(D) : "Silahkan Bu, saya periksa dulu" dokter mempersilahkan si ibu masuk ruangan pemeriksaan.

(B) : "Bagaimana Dok?" tanya sang bapak perihal hasil pemeriksaan istrinya.

(D) : "Alhamdulillah,.. obat nya direspon dengan baik Pak. Saya tetap mengingatkan supaya minum obat setiap hari tanpa terputus."

(B) : "Iya Dok, saya sebagai PMO tidak akan lengah tuk mengingatkan istri saya ini."

(D) : "Alhamdulillah, memang peran PMO akan sangat membantu proses pengobatan pasien TB."


PMO yang galak :)
Sumber: dinkes.jogjaprov.go.id

(I) : "Kalau saya lupa satu hari saja Dok, apa akibatnya?"

(D) : "Bisa bahaya Bu, Ibu bisa terkena TB Multi Drugs Resistant. TB yang kebal obat."

(B) : "Bisa tolong dijelaskan lebih dalam Dok?"

(D) : "Baik, Begini Pak, Bu... TB MDR adalah TB yang kebal obat. Kebal obat minimal dua yang poten seperti INH dan rifampisin. TB MDR bisa terjadi jika pengobatan dilakukan tidak tepat. Pengobatan yang tidak teratur adalah salah satunya. Selain itu, kombinasi obat, dosis obat yang tidak tepat juga bisa mengakibatkan TB MDR.

(I) : "Apa ciri-ciri TB MDR Dok?"

(D) : "Tidak ada ciri-ciri yang terlihat Bu. Kita bisa mengetahui lewat pemeriksaan di laboratorium. Deteksi dini terhadap TB MDR diharapkan bisa mengobati TB dengan tepat."

(B) : "Jadi, TB MDR itu terjadi pada siapa Dok? Maksud saya apakah semua kasus patut kita curigai sebagai TB MDR?"

(D) : "TB MDR biasanya terjadi pada pasien yang tidak taat minum obat, pasien TB yang berulang dengan riwayat pengobatan sebelumnya, orang yang datang dari wilayah yang sudah teridentifikasi tinggi TB MDR atau pasien yang kontak dengan pasien TB MDR."

(B) : "Kalau TB istri saya ini bukan TB MDR kan Dok?"

(D) : "Dari pemeriksaan yang telah dilakukan bukan Pak."

(I) : "Apakah pengobatan TB MDR sama dengan TB biasa Dok?"

(D) : "Jelas berbeda Bu, karena ia sudah kebal terhadap obat TB lini pertama sehingga pengobatan harus dilakukan dengan obat lini kedua. Obat lini kedua ini lebih mahal 100 kali lipat dari lini pertama dan membutuhkan waktu pengobatan yang lebih lama, 18-24 bulan"


Sumber dari sini


(I) : "Masya Alloh, mengerikan juga ya Dok"

(D) : "Ya begitu Bu. Oleh karena itu, kita harus berperan aktif menghilangkan TB ini. Anjurkan pemeriksaan intensif untuk orang yang batuk sudah lebih dari dua minggu, dukung terus pasien TB dengan mengingatkan minum obat setiap hari, dan lakukan hal-hal pencegahan seperti konsumsi makanan sehat, berolahraga, dan rutin cek kesehatan. Kita juga harus berhati-hati jika kontak langsung dengan pasien TB. Hindari akses-akses penularan seperti percikan dahak."

(B) : "Baik Dok, terimakasih atas penjelasannya."

(D) : "Baik Pak, saya tunggu kehadiran Bapak dan Ibu bulan depan ya. Kita lihat perkembangannya."

(B) & (I) : "Baik Dok, permisi..."


Sumber referensi: www.tbindonesia.or.id


16 komentar:

Santi Dewi mengatakan...

ooh.. gitu ya.. saya juga baru tahu nih...
Memang pernah denger sih, kalo TB itu minum obatnya harus kontinyu jangan putus. Ternyata ada istilah TB MDR ya..

Unknown mengatakan...

Iya mbak santi, TB putus obat bisa mengakibatkan TB MDR

Lidya mengatakan...

kalau pengobatannya continue Insya Allah bisa sembuh ya mbak. Salam kenal mbak, terima kasih sudahberkunjung ya

Unknown mengatakan...

Iya mak Lidya, salam kenal juga ;)

ceritajengyuni mengatakan...

semoga menang ya mak...

Catcilku mengatakan...

TB memang harus segera diobati dan tekun pengobatannya.
Sukses lombanya ya.

Unknown mengatakan...

Terimakasih mbak Yuni ;)

Unknown mengatakan...

Betul mbak Titi,... terimakasih ;)

Pakde Cholik mengatakan...

Pemeriksaan kesehatan secara rutin memang sebaiknya dilakukan.
Mencegah lebih baik daripada mengobati
Salam hangat dari Surabaya

Unknown mengatakan...

Betul Pakde,. tapi orang Indonesia itu jarang yang mengutamakan preventif. Lha wong dah sakit aja susah di suruh ke dokter. "Paling ini masuk angin aja kok." kata mereka. :)

Indah Nuria Savitri mengatakan...

sukseees kontesnya maaak...model dialog gini jadi lebih santai tapi informasi tetap mengalir yaaa...

Unknown mengatakan...

Makasih Mak Indah... ;) .Iya, pengen ganti model tulisan

Astin mengatakan...

Naaah, tapi orang yang mungkin sedang batuk dan berdakah yang diindikasikan TB, kalau kita menghindar akan sensitif enggak yaaak?

Hiii Mbaaa aku Tangerangnya di Cipondoooh... dirimu di manaa?

Unknown mengatakan...

Seharusnya pasien TB yang inisiatif mencegah penularan lebih jauh dengan memakai masker

Nian Astiningrum mengatakan...

Mak.. hihi, numpang komen ga nyambung.. saya menominasikan dirimu untuk Liebster Award, diterima tongkat estafetnya ya.. and strongly recommended untuk diteruskan kepada 11 blogger lainnya.. post saya disini Mak: http://www.lemonjuicestory.com/2014/05/the-origin-of-liebster-blog-award.html
Makasih :D

Unknown mengatakan...

Aih mak Nian... terimakasih, saya terima dengan senang hati ;)

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca,... please give your comment here ;)