Kejadian ini terjadi sekitar 20an tahun yang lalu. Suatu hari, bapak saya punya sepeda baru. Bukan baru beli ya tapi baru datang dari kampung :). Yap, sepeda bapak baru datang dari kampung. Entah siapa yang membawa sepeda ini sampai ke rumah :f, saya lupa. Sepeda nya adalah sepeda ontel yang penampakkannya nya persis seperti gambar di bawah ini:
credit |
Dengan kehadiran sepeda ontel ini, bapak kemana-mana naik sepeda. Maklum, bapak tidak punya motor. Nah, saya lah yang sering kebagian di bonceng bapak karena adik saya lebih memilih dibonceng ibu naik sepeda mini. Pada awalnya saya biasa saja naik sepeda ini. Senang tidak, sedih atau malupun tidak :o. Tapi, setelah ada seorang teman saya yang memulai mengejek sepeda bapak ini, saya jadi agak malu naik sepeda ini. Agak malu? ya, agak malu :#. Bukan malu banget karena saya juga masih mau naik sepeda ini kemana-mana. Saya suka naik sepeda ini karena sekali gowes, wuush kayanya dah jalan jauh banget mengingat diameter rodanya yang besar
Kenapa teman saya mengejek sepeda ontel bapak saya ini? Karena zaman dulu, sepeda yang jadi pilihan teman-teman saya adalah sepeda BMX tuk anak laki-laki dan sepeda mini dengan keranjang di bagian depan untuk anak perempuan, atau sepeda gunung tuk para bapak. Beda dengan zaman sekarang, banyak orang yang mencari dan bangga naik sepeda ontel karena so vintage. Dasar teman saya ini suka iseng, jadilah sepeda ontel yang penampakannya sangat sederhana ini menjadi sasaran empuk untuk mengejek saya :v.
credit |
Sebut saja namanya George walau nggak pantes sih sama penampakkan aslinya :). George ini nggak pagi, siang, malam, kalau ketemu saya selalu mengejek saya dengan berkata "sepeda jengki.... kring kring" ples mukanya yang senyum-senyum evil. Berhubung George tinggal hanya beberapa rumah dari rumah saya, ejekan itu jadi amat sangat sering saya dengar. Saya cuma bisa membalas ejekannya dengan berkata "Biarin wek, daripada rambut keriting kribo." :p
Suatu saat, pada tahun ajaran baru, saya dibelikan sepeda mini baru *asli baru, beli di toko ;) *. Sayapun ke sekolah naik sepeda sendiri. Apakah dengan sepeda baru saya lulus dari ujian ejekan si george :f? ternyata tidak saudara-saudara :o!!. George masih saja mengejek saya karena memang bapak masih naik sepeda itu kemana-mana. Saya cuma bisa marah kalau dia mengejek.
Suatu hari, saya pulang sekolah naik sepeda dengan membonceng adik saya. Tidak berapa lama, dari belakang saya mendengar suara si george berteriak dengan kalimat seperti biasanya "Sepeda jengki... kring kring!!" dan diapun mengayuh sepeda BMX nya lebih cepat dengan maksud mau menyusul saya. Ketika sepeda kami sudah beriringan-dan dia masih saja berucap "sepeda jengki... kring-kring"-tiba-tiba, ada bunyi keras dan dia terjatuh dari sepedanya. You know what? roda depan sepedanya tiba-tiba lepas dan si roda dengan santai tetap nggelinding meninggalkan george dan sepedanya. Saya dan adik bukannya menolong tapi langsung ketawa ngakak abis :r ples ngomong "Syukurin lo, kualat". Ditambah banyak lagi kata-kata sok menasehati. Begitu, berulang-ulang. Puas!!! Dan george cuma duduk di aspal dengan sepeda tergeletak sambil meringis kesakitan tak membalas ejekan saya dan adik.
Ini bukan si george ya :). Hanya ilustrasi credit |
Setelah kejadian itu, saya berada di atas angin. Giliran saya yang gencar mengejek george. "Sepeda jengki... kring kring gubrak" ples muka senyum-senyum evil yang pasti nyebelin buat george. Ha ha ha :O You know what? kok saya masih senang ya ketika menuliskan cerita ini lagi. Puas abis!!! Astagfirulloh... Ampuni ya Alloh :y *Siang di bulan Ramadhan*.
Rupanya penghuni langit masih mendukung saya. Beberapa hari setelah kejadian itu, george kejebur kali. Ha ha ha, walaupun saya tidak langsung menyaksikan kejadian indah itu tapi cerita teman saya sukses membuat saya ngakak lagi. Jadi, george dan teman-teman saya jalan-jalan naik sepeda kemudian main di kali. Mereka jalan-jalan di pinggiran kali berupa tembok pendek yang lebarnya cuma setelapak kaki. Mungkin karena kurang seimbang, jatuhlah george ke dalam kali. George panik, dia teriak-teriak minta tolong dengan kedua tangan menggapai-gapai. Tapi, teman-teman yang lain bukannya membantu malah teriak-teriak "Woi, diri george, diri!!" (baca: berdiri) sambil tertawa. George seketika sadar dan langsung berdiri. Sambil tertawa dia berkata "Eh iya, cetek." Ha ha ha tertawalah mereka semua :O.
Sayalah yang paling bersyukur setelah peristiwa itu. Tambah lagi dong bahan ejekan saya buat dia. "Sepeda jengki... kring-kring. Gubrak!! Cetek george, cetek!!!" Ha ha ha :O. Indahnya masa kecil ;). Dimana si george sekarang ya? Kabar terakhir yang saya dengar, dia sudah menikah dan tinggal di luar kota. Semoga tidak kejebur kali lagi ya george!! :p #peaceah
*mengenang masa kecil ;)*
Punya silly moment juga? ikutan GA nya yuk... ;)
Diikutkan dalam "The Silly Moment Giveaway"
Nunu el Fasa dan HM Zwan