credit |
"Bego lu". Whuaa, teriak saya panik dalam hati. Kok dalam hati? Ya, saya terbiasa nggak memberikan reaksi langsung. Reaksi panik cukup dalam hati aja ;). Itu kalimat yang saya dengar dari mulut akhtar, my almost 3 years old -no longer- baby boy ketika sedikit ada friksi dengan kakaknya, athaya. Jiaah, friksi. Biar agak ilmiah dan terkesan shophisticated ;)
Saya perhatikan muka akhtar ketika bicara kalimat itu. Muka nya tuh muka iseng ketawa-ketawa :p gitu bukan muka yang marah mengumpat. Saya simpulkan dia tidak mengerti arti kalimat yang sudah diucapkan. Saya pura-pura tidak mendengar. Ealah, akhtar malah mengulanginya berkali-kali sambil lari-lari senang karena di kejar sama kakaknya.
Langsung saya bertindak. Saya tangkap dan pegang akhtar, saya pangku sambil berkata dengan setenang mungkin dengan muka serius. "Anak Ummi yang sholeh, tadi adek ngomong apa?" terdengar back sound kakaknya ngadu perihal kalimat bego lu tadi. "Sebentar ya cantik, Ummi ngomong dulu sama adek." Athaya diam.
"Adek tadi ngomong apa?" tanya saya lagi. Akhtar diam seperti bingung :f kalimat mana yang dimaksud. "Tadi kan ngomong bego lu" kata Thaya, masih dengan suara meninggi karena kesal. Akhtar dengan senyum bilang ke saya "Bego lu". Aduh, senyumnya itu lho #EitsKeepFocus. "Adek, anak Ummi yang baik, sholeh, cerdas, ngomong bego lu itu tidak baik, Adek tidak boleh ulangi lagi ya. Adek denger dari siapa?." "Andri" jawabnya. Hfuhft, benar dugaan saya :t. Anak tetangga saya itu memang cenderung kasar dan eksploratif berlebihan *nggak ada anak nakal kan ya?*. "Iya ummi..." kata akhtar sambil senyum maniiiiis banget dengan suara lembut. *maknyamelted*. Kasih pelukan erat, cium pipi tembemnya. Selesai *for that day*.
Beberapa hari kemudian, sore sepulang kerja, saya terima pengaduan dari athaya. "Ummi, tadi akhtar ngomong bego lagi". Astaghfirulloh,... Saya hampiri akhtar. Saya pangku. "Adek, kata mbak tadi ngomong bego lagi ya?." "Bego lu" katanya dengan muka senyum. Wah, ini dia sudah pada taraf iseng. Dengan nada suara tetap tenang "Adek, ummi nggak suka adek ngomong seperti itu. Itu tidak baik. Adek pernah nggak denger ummi ngomong kayak gitu? Adek tau nggak ......." kalau ditulis semua kepanjangan :). Berakhir dengan janji akhtar tidak mengulangi mengucapkan kata itu dan perjanjian kalau akhtar ngomong kata itu lagi, akhtar harus time out di dapur selama dua menit *Time out selalu jadi jurus jitu penghentian segala hal tidak baik*.
Alhamdulillah, it works!!! Akhtar nggak pernah ngomong kata itu lagi. Akhtar sekarang sering lapor ke saya "Ummi, andri tadi ngomong bego lu". Saya jawab, "Adek bilang ya ke andri. Andri, ngomong seperti itu tidak baik." Begitu terus, hampir tiap hari akhtar laporan ke saya tentang perilakunya andri. Sampai-sampai athaya bilang, "Adek juga ngomong bego melulu." Iya juga ya, secara setiap saat laporan. Anak... anak... :v
credit Tetap tenang, ajak bicara. |
Beberapa waktu kemudian, saya browsing bagaimana sih bereaksi yang benar pada anak yang bicara kasar :f? Saya baca dari ayahbunda.co.id, ini caranya:
- Tetap tenang :k --> Tidak panik, tetap tenang karena bisa saja dia asal ucap tanpa mengerti arti dari apa yang dikatakannya.
- Tidak marah --> Tidak marah, membentak, apalagi memberi hukuman fisik seperti menyentil mulutnya :o. Bila anda marah, dia akan cenderung berkata kasar lagi ketika marah pada anda hanya untuk memancing reaksi anda, membuat anda kesal.
- Tidak tertawa --> Sekedar tersenyum gelipun :) jangan. Anak akan salah sangka, mengira apa yang diucapkannya tadi tidak salah tapi lucu.
- Jelaskan itu tidak baik --> Jelaskan kalau kata yang dia ucapkan tadi tidak baik dan bisa membuat orang tidak suka padanya. Kalau orang lain tidak suka, tidak mau bermain bersama lagi.
- Tanyakan darimana dia mendengarnya --> Agar anda tau sumber-sumber yang patut diwaspadai dan bisa memberikan peringatan agar yang jelek itu tidak ditiru.
- Kenalkan konsekuensinya --> Jika dua kali diperingatkan tetap berkata kasar anda perlu mendisiplinkannya. Tetap tenang dan tegas. Misalnya: "Karena adek sudah berbicara kasar dua kali maka adek tidak boleh makan es krim seminggu." Jangan lupa beri pujian :k jika anak sudah menepati janji tidak berbicara kasar lagi.
- Ajarkan empati --> Sering anak bicara kasar tanpa menyadari itu bisa menyakiti perasaan orang lain. Misal, "Dinda jelek, ompong." Ajak ia membayangkan kalau diejek seperti itu, pasti sedih. Ajarkan empati dan tidak menilai orang dari fisik nya semata.
Tidak membentak apalagi menghukum secara fisik credit |
Aih aih, am I so smart or what :t :$. Dari 7 point di atas, 6 sudah saya lakukan sebelum ngilmu online. Maaf, sombong dikit :). Jadi, tetap tenang ya Bunda dan Panda... Kalau masih mengucapkan kata kasar, peringati. Sudah dua kali berkata kasar, beri hukuman. Hukuman yang membuat jera bukan berarti hukuman fisik dan kejam lho :o. In my opinion, time out is highly recommended punishment.
Sumber ngilmu: ayahbunda.co.id
With Love :L
-Indah-
20 komentar:
Tip kiat2 didik dan asuh anak yang di sajikan ini sangat tepat dan jelas ... Informatif sekali ... terikasih ya :)
Alhamdulillah kalau bermanfaat pak. Terimakasih ;)
Mbak, tulisannya mengingatkan akuuu :) makasiiih..
Sama sama mbak arifah ;)
Tfs mbk ;)
Sama sama mbak Hana ;)
Sedapat mungkin memang orang tua tidak menggunakan cara cara kekerasan dalam mendidik anak anaknya. Ini sudah ada penelitiannya,. Sang anak cenderung akan kasar dan menirukan orang tuanya untuk bertindak kasar. Pengalaman mengajarkan kepada kita untuk berhati hati dalam membentuk karakter sang anak. Jika anak berkata rude atau kasar, perbaikilah sikap orang tua. Saya sendiri masih belajar bagaimana menjadi orang tua yang baik
Setuju pak Asep. Anak itu akan bertingkah laku seperti orangtuanya. Jadi, kalau mau anak sholeh ya jadi ortu yang sholeh dulu ya pak. makasih kunjungannya
Biasanya saya langsung bereaksi keras saat anak berkata kasar.. Ternyata salah ya.. Mksh sdh berbagi tips dan info..
Iya mbak Rita, ternyata dari yang saya baca, ya seperti itu. Makasih kunjungannya ;)
hal yang sama saya alami pada anak-anak, dan kesimpulan saya, anak2 belum bisa membedakan mana baik dan mana buruk, mereka hanya meng copy apa yang di terima dari orang lain, dan di sinilah peran keluarga. Jika keluarga care so anak nanti akan memiliki filter yang kuat.
=======================
rahasia merawat kelinci yg imut
Duh, memang anak2 itu gampang sekali kena pengaruh yah maaaak...
Kita udah hati2 banget untuk jaga omongan, eh malahan dapet dari luar atau dari tipi...
Mudah2an dek Akthar bisa jadi anak yang tambah soleh dan nurut Ummi nya yah deeeek :)
Betul mas Ahmad, pondasinya adalah penanaman akhlak oleh keluarga
Aamiin, makasih doanya bibi titi teliti ;)
Benar ya memang, sabar dan nggak mudah marah ketika mendengar anak kita berucap tidak baik. dan benar juga, time out memang jurus jitu buat mengurangi perilaku nggak baik. Sip mak!
Siiiip juga Mak Ria!! Makasih kunjungannya ;)
Reaksi spontan kadang tak terduga ya mbak mending dalam ati
Betul mbak Nunu, dalem ati aja supaya citra diri tetap baik :) Jadi, selama ini cuma pencitraan? :f #kidding
wah, memang kita harus tetap tenang ya, tapi itu tidak mudah karena kadang kita refleks membentak dan memarahi anak-anak yg mengeluarkan kata2 kasar, semoga kelak bisa sabar dan menghadapi masa2 itu :)
Refleks berkata baik bisa dilatih Mak rodame... Tetap TENANG adalah kuncinya ;)
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca,... please give your comment here ;)