Senin, 16 Maret 2015

Penyesalan Saya Setelah Menikah

Berkaitan dengan judul tulisan ini, sejujurnya, saya punya sebuah penyesalan setelah menikah. Apalagi sekarang usia pernikahan kami sudah memasuki tahun ke-8. Dengan dua orang anak, a 7 years old daughter and a 3 years old son. Penyesalan nya seperti apa?. Izinkan saya menguraikan parameternya dulu ya...


- Sebelum menikah, saya punya sahabat yang siap menjadi tempat menumpahkan segala rasa dengan mengatur janji bertemu terlebih dahulu (nggak asyik kalau cuma lewat telepon). Setelah menikah, saya punya teman curhat, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 52 minggu setahun, setahun sampai kelak maut memisahkan ;).


- Sebelum menikah saya punya sahabat yang senantiasa mengingatkan kalau saya agak-agak melenceng dari jalan Nya. Setelah menikah, saya punya alarm hidup yang selalu stand by *no batteries needed!!* :d, siap siaga “njewer” saya kalau belok dari “jalan yang lurus”.


- Sebelum menikah, saya punya seorang pahlawan dalam hidup saya. Bapak saya. Setelah menikah, saya punya dua orang pahlawan. Mereka memang tidak memakai jubah berwarna merah seperti superman. Mereka juga tidak bertopeng seperti batman. Mereka hanya manusia biasa yang tidak mempunya kekuatan super. Tapi mereka punya kekuatan cinta -yang untuk saya, mereka rela melakukan hal yang orang lain belum tentu mau lakukan :k.


- Sebelum menikah saya adalah wanita mandiri. Setelah menikah, saya adalah makhluk mandiri yang terlindungi :c.


- Sebelum menikah, jiwa ini serasa tidak utuh walau di tengah banyaknya teman, sahabat, dan keluarga. Setelah menikah, jiwa ini menjadi tenang. Utuh :$.


- Sebelum menikah saya adalah anggota tidak tetap the galauers club. Kenapa anggota tidak tetap? Ya iyalah, kan kadang galau kadang nggak!!. Setelah menikah, saya resmi lepas keanggotaan. Sekarang jadi dewan pembina aja!! *tingkat kegalauannya dah beda level, galau harga beras, harga cabe sampai harga gas* :).


- Sebelum menikah, harus hati hati bawa hati!!. Setelah menikah, bergenggaman tangan mendapat hadiah pengguguran dosa :p.


- Sebelum menikah, saya tidak tau bagaimana bentuk cinta seorang ibu pada anaknya. Setelah menikah dan mempunyai anak, saya bukan hanya tau bentuk nya tapi juga tau rasanya. Bagaimana indahnya melahirkan, menyusui, mengenggam tangan mungilnya, sampai di ciumi bertubi-tubi oleh mereka :L.


- Sebelum menikah, hiburan saya sepulang kerja adalah kotak bergambar dan bersuara alias TV. Setelah menikah, capek pulang kerja hilang kalau ngeliat mereka bertiga ;).


My little Fam

- Sebelum menikah, paling males masuk dapur. Setelah menikah, saya semangat sekali masuk dapur. Bukan bengong di dapur ya. Masak!!. Iya, saya jadi bisa masak! :@ 


-Sebelum menikah, tujuh kali berusaha mendapatkan pekerjaan impian. Setelah menikah, langsung dapat pekerjaan impian :L .


- Sebelum menikah, mau beli Hp aja nabung dua kali lebaran. Setelah menikah, dua kali lebaran bisa beli rumah dan lunas pada lebaran berikutnya. Kenapa kayak bang toyib yak? *patokannya lebaran* :v.


Nah, itu beberapa parameter yang saya rasakan bedanya dari sebelum menikah dengan setelah menikah. Eh, harus nya di syukuri dong ya. Yap, Alhamdulillah... segala puji hanya untuk Alloh. Terimakasih atas segala karunia Nya... :y Ternyata nyata benar janji Alloh. Menikahlah maka engkau akan kaya. Menikahlah maka kau akan lebih bahagia :c dan lebih tenang :k.


Tapi, saya masih tetap menyesal!! :o. Menyesal kenapa nggak dari duluuuu saya menikah!!. Kenapa nggak dari dulu saya berniat menikah? :t. Kenapa nggak dari dulu saya woro-woro telah siap menikah? :t.  



Artikel ini hanya kompornisasi buat mereka yang tidak bersegera menikah. Untuk mereka yang tetap memilih jalan yang belum halal dibanding segala kehalalan yang bisa diperoleh melalui pernikahan. 


Untuk mereka yang masih menunggu datangnya pelengkap ad-dien, semoga tetap diberi kesabaran dan tetap senantiasa meningkatkan kualitas diri. Ya, karena suami mu kelak adalah cerminan imanmu, cerminan akhlakmu, cerminan ilmumu, cerminan segala macam dirimu... ;) 



"Tulisan Ini Diikutsertakan Dalam Giveaway 3rd Anniversary The Sultonation"



With Love :L 
     -Indah-


Senin, 09 Maret 2015

[Hijabku karena....] Tangisnya

Menjelang penutupan masa orientasi mahasiswa baru di suatu villa di puncak, kami-semua mahasiswa baru- mengikuti acara terakhir. Acaranya adalah acara pamungkas yang sudah menjadi kebiasaan "sejuta umat panitia acara" sebagai penutup suatu acara. Muhasabah.


Sebelum memulai acara, saya seperti biasa hanya menjadi bebek alias hayu aja mau di suruh apa aja. Mungkin karena sudah lelah dengan rangkaian acara ospek yang menggila selama sepekan sebelumnya :v. Tidak ada semangat, hanya berniat segera mengakhiri semua rangkaian acara.


Baru beberapa saat pembawa acara membacakan renungan, terdengar tangisan di bagian belakang laki-laki. Saya dan teman-teman yang berada di bagian perempuan, celingak-celinguk :f mencari asal suara tangis tersebut. Dengan pertanyaan dalam hati "kok nangis ya?, sedih sih dengar bahan renungan tadi. Tapi kok sampai nangis sesegukan gitu ya?" :t. Saya? setetes air mata pun tidak walau memang merasa sedih. Teman saya malah ada yang tertidur :s, no interest at all. 


Tangisan yang kami dengar malah membuat kami semakin tidak konsen mendengarkan renungan yang dibacakan. Kami semakin sibuk mencari sumber suara. Maklum, lampu yang dibiarkan menyala hanya beberapa. Di atas pembawa acara, di sisi kanan dan kiri luar ruangan. "Ah, itu cuma tangisan palsu. Biar kita menghayati renungan nya" kata teman sebelah saya. Dan sayapun mempercayainya *dudul yak* :). Akhirnya setelah beberapa kali celingak-celinguk, saya menemukan sumber suara itu. Ternyata yang menangis adalah kakak tingkat saya. "What a great actor!!" pikir saya. 


Pagi tiba, kami semua bersiap pulang. Dah semangat pulang tiba-tiba ada pengumuman kalau ada penambahan acara. Tepatnya pengulangan acara. Ya, acara muhasabah akan di lakukan lagi. "Ya elah ngapain sih pake muhasabah lagi?" tanya seorang teman. "Lu sih nggak nangis" jawab saya sekenanya. "Eh-eh ntar lu pada nangis ya. Biar cepet selesai" pinta teman saya ke beberapa orang di sekitar kami :#.


Seperti malam sebelumnya, ruangan di bagi dua bagian. Bagian depan untuk laki-laki sedangkan bagian belakang untuk perempuan. Sekarang tidak lagi dalam suasana gelap karena agak susah menahan sinar matahari lembut yang menerobos masuk *Tsaah*. Semua bagian ruangan menjadi terang benderang, tak ada lagi yang bisa mencuri kesempatan untuk tidur :). 


Sesaat setelah renungan dibacakan, kembali terdengar isak tangis. Sekarang berasal dari kanan belakang bagian laki-laki. Saya sudah bisa langsung menemukan siapa yang menangis. Masih orang yang sama dengan yang semalam. Tapi kali ini tidak ada prasangka dari diri saya *mungkin karena pikiran yang sudah fresh*. Saya duduk di kiri depan bagian perempuan, jadi saya bisa melihatnya. Duduk dengan kepala tertunduk, menangis sejadi-jadinya. Tangisannya terlihat tulus, tidak ada yang dibuat-buat. Itu tangis kesungguhan!! :(. 


"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka 
yang apabila disebut nama Alloh gemetarlah hati mereka, 
dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat Nya, 
bertambahlah iman mereka (karenanya) 
dan kepada Rabb-lah mereka bertawakal" 
QS. Al-Anfal: 2


Tiba-tiba, saya mau bisa menangis seperti dia. Menangis di kala nama Alloh disebut, di kala di bacakan Ayat-ayat Nya. Betapa kepasrahan, kesungguhan meminta ampun, takut adzabNya terpancar dari caranya menangis. Mulai air mata saya satu-dua menetes. Air mata yang keluar bukan karena saya mendadak bertambah derajat takwa. Saya menangisi diri saya sendiri yang tidak bisa menangis senikmat kakak tingkat saya itu. Betapa kecil keimanan saya. Hati ini tidak gemetar, iman ini belum bertambah kala nama Alloh dan Ayat-ayat Nya terdengar. Bahkan tangisan saya pun karena menangisi diri yang tidak bisa menangis.


Itulah momen penting dalam hidup saya. Momen yang membuat saya akhinya berniat berhijab. Saya pikir kalau mau menambah keimanan, mau bertambah dekat dengan Nya, mau merasakan tangisan seindah dan senikmat kakak tingkat saya itu, memakai jilbab adalah langkah pertama. Menutup aurat adalah perintah Nya. Hilanglah semua alasan yang selalu saya jadikan pegangan. "Jilbabi saja dulu hatimu, baru pakai jilbab". "Pakai jilbab nanti saja kalau sudah menikah, sudah punya anak". "Nikmati dulu masa muda, masa senang-senang". 


Alhamdulillah rujukan aneh-aneh itu nggak saya pertahankan lama. Aneh juga sih kalau di ingat-ingat lagi sekarang. Pakai jilbab nunggu nikah dulu? nunggu punya anak dulu? jilbabi hati dulu?. Kalau iya di kasih kesempatan sampai menikah dan punya anak. Bisakah kita meminta malaikat Izroil menunda mencabut nyawa beberapa bulan karena mau pakai jilbab dan taubatan nasuha dulu?. Saya rasa tidak ya?....


Alhamdulillah akhirnya pada hari pertama kuliah I'm officially wearing my hijab. Ternyata, bukan bahan renungan yang dua kali saya dengar di puncak yang membuat saya berhijab :o. Bukan pula ajakan Ust. Harry mukti di aula sekolah saya yang membuat saya berhijab :o. Bukan pula paparan beliau tentang ancaman azab bagi yang tidak menutup aurat yang membuat saya berhijab :o. Bukan pula penampilan teman saya yang lebih cantik dengan jilbab nya yang membuat saya berhijab :o. Saya berhijab karena tangis seseorang.


Sekarang, 16 tahun memakai jilbab membuat saya semakin nyaman, tenang, damai, dan selalu bersyukur atas hidayah Nya. Insya Alloh, hijab saya sekarang karena Alloh, selalu dan selamanya...  Semoga yang sedang menggalau, tidak kunjung yakin, tidak kunjung bulat sempurna niat berhijab nya, selalu diberikan kemudahan, keyakinan, kemampuan, dan kesegeraan menutup aurat dengan baik dan benar sesuai syariat. Aamiin... :y Love You Coz Alloh *ketjup*


Artikel ini diikutsertakan dalam "Hijab Syar'i Story Giveaway"




With Love :L
     -Indah-



Minggu, 08 Maret 2015

Lika Liku Pola Makanku

“Ga pa pa gemuk juga...” itu adalah kalimat yang saya dengar dari suami kurang lebih 7 tahun lalu,  setelah melahirkan anak pertama. Saya yakin itu hanya untuk menenangkan hati saya sejenak. Pada waktu itu, saya sering mengeluh tentang berat badan saya yang bertambah 20 kg. Bukan hal yang mudah bagi saya untuk menurunkan berat badan. Sampai sekarang, berat badan saya masih berlebih 10 kg dari sebelum menikah :(. Pak suami sih tidak pernah komplain tentang berat badan saya tapi kok ya ngeliat dia senyum-senyum kalau saya lagi galau abis ngaca menjadi pertanda kalau ga pa pa gemuk juga tuh ya untuk sesaat habis melahirkan aja.


Pada umumnya, menjadi gemuk merupakan hal menakutkan bagi wanita. Termasuk saya. Bukan hanya kurang menarik dari segi penampilan tetapi dari segi kesehatan juga ga baik kan?. Dari segi kelincahan ngejar absen apalagi!! Absen bisa ketinggalan semenit dua menit tuh sakitnya di akhir bulan depan *potong tunjangan lagiiii* :v


Setiap awal tahun baru, saya punya resolusi menurunkan berat badan. Entah sudah masuk dalam tahun ke berapa daftar resolusi :f. Yang penting usaha kan ya?. Nah, sudah menjadi tradisi pula setiap awal tahun saya pengumuman ke warga di rumah: “Mulai besok, ummi mau diet ya. Ummi nggak makan malem!!”. Dan selalu diikuti cekikikan warga di rumah :). Duh... kok ya pada nggak percaya ya?. Dan memang ketidakpercayaan mereka itu juga ketidakpercayaan saya karena pasti saya hanya sanggup paling lama tiga hari tidak makan malam :). Pernah suatu malam, saya tidak disisakan nasi. Memang niat saya tidak makan malam tapi, jam 11 saya kelaparan. Tidak ada nasi, akhirnya saya buka lemari makan. Whuaa... saya malah makan mie instan jumbo :# .


Tapi, itu dulu!!... Sudah sebulan ini, * jiaah baru banget yak* saya punya pola makan yang enak tuk dijalankan. Agak berlika-liku sebenernya perjalanan saya mencari pola makan yang sehat dan terutama cocok dengan sifat dan kebutuhan pribadi saya. Saran dari teman saya untuk tidak makan malam menurut saya berat banget. Suka bikin saya nggak bisa tidur!!. Pola makan ala saya ini sudah membuat badan sedikit lebih enteng. Jadi begini pola makan saya:
  • Sarapan: Buah atau roti. Dulu saya makan berat, porsi penuh
  • Makan siang: Bebas
  • Makan malam: Bebas tapi porsinya dikurangi
  • Makan malam sebelum jam 19.00
  • Tidak ngemil mie instan setelah jam 20.00
  • Tidak sering ngemil
  • Kurangi gorengan
  • Kalau lapar di sore hari, ngemil buah
  • Rutin puasa senin kamis

Nah ternyata ada lagi pola makan yang sepertinya lebih baik dibanding pola makan ala saya di atas. FC alias food combining. Sudah lama memang saya dengar pola makan ini. Menyehatkan dan menguruskan *kombinasi yang asyik kan!!*. Sudah lama dengar tetapi belum sepenuhnya saya pelajari dengan baik. Setelah saya baca beberapa artikel, ternyata tidak terlalu susah lho...


FC tidak mengenal hitung menghitung kalori *pas untuk saya yang males ngitang-ngitung sebelum makan* :@. Tidak ada pantangan baik karbohidrat, protein, maupun lemak karena semua dibutuhkan oleh tubuh *pas juga untuk saya coz I love karbo!!* :@. Yang diperlukan hanya pengaturan pola makan didasarkan pada kondisi sistem pencernaan kita.


Menurut teori kerja sistem pencernaan, pagi hari (dari jam 04.00-12.00) adalah proses pembuangan sehingga pada FC, sarapan cukup buah jangan makan berat :o. Dah sesuai nih sama yang sudah jalankan sebulan terahir!!. Pukul 12.00-20.00 adalah proses pencernaan dan pengolahan makanan jadi, it’s time to eat. Yup, makanlah! :d. Yang ini juga sudah sesuai dengan pola makan saya. Pukul 20.00-04.00 adalah waktunya penyerapan makanan.


FC mengenal makanan jenis asam dan makanan jenis basa. Contoh makanan yang bersifat asam adalah makanan sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan makanan yang bersifat basa adalah sayur dan buah. Makanan yang bersifat basa adalah makanan yang paling mendekati pH sesuai sistem pencernaan kita (pH 7,5-7,8). Banyak makan buah dan sayur itu penting!!


Dalam FC, jenis makanan perlu dikombinasi. Ya namanya juga food combining kan ya? :p Jadi, dalam menu satu kali makan terdapat 1 protein+sayur atau 1 zat pati (karbo)+sayur. Contoh untuk makan siang, kita bisa makan nasi+sayur. Untuk makan malam protein+sayur. Menu tersebut bisa dipertukarkan antara siang dan malam. Sehingga tidak ada menu zat pati dan protein bersamaan dalam satu piring ya... Nggak masalah kok, kalian nggak akan kekurangan gizi karena semua akan di serap pada pukul 20.00-04.00 bukan diserap sesaat setelah makan.


Mudah ya... :c :d Saya yakin bisa dan pasti akan saya coba as soon as possible. Untuk makan siang saya cukup menghilangkan protein dan untuk makan malam saya cukup menghilangkan karbo. Saya mau coba untuk 5 hari FC dan 2 hari di akhir pekan makan bebas. Semoga berhasil, sehingga kesehatan dan berat badan yang ideal bisa saya dapatkan, aamiin... :y *I feel so excited!!*.


Mohon koreksi jika ada pemahaman saya yang salah tentang FC dari pembaca yang sudah berpengalaman ;)






With Love :L
    -Indah-