Minggu, 25 Januari 2015

Kado Yang Ku Mau

Setelah kemarin saya menuliskan tentang kado terindah yang pernah saya terima, sekarang saya ingin menuliskan kado yang amat saya inginkan. Semoga dengan menuliskannya di sini, harapan saya segera terwujud, aamiin... :y


Kado yang saya inginkan bukan berupa barang :o. Saya ingin mendapat kado berupa perkenaan sebuah doa. Ya, saya mengharapkan kado dari Nya, sang Maha Kuasa berupa pengabulan doa. Kenapa saya amat menginginkannya? karena saya sudah memohon untuk sesuatu ini selama tiga tahun lebih. Menurut saya, dengan perkenaanNya atas pinta tersebut, segala sesuatu akan kembali normal dan berjalan sesuai fungsi dan fitrahnya. Bukan berarti sekarang keadaannya berantakan dan tidak baik, hanya memang ada yang salah, belum sesuai tempatnya. Sesuatu yang salah, suatu ketika bisa berakibat fatal. Naudzubillahi min dzalik, saya harap semua itu tidak pernah terjadi :# . 


Saya yakin, Alloh akan memberikannya pada waktu yang tepat. Tapi, bolehkan saya berharap sekarang lah waktu yang tepat. Sebagai manusia, yang buta tentang masa depan seringkali saya merasa inilah waktu yang tepat, sekaranglah saatnya doa itu di jawabNya tetapi, kenyataan dan kehendakNya berkata lain. Belum tiba waktu nya, bukan waktu yang tepat. Sebagai manusia yang lemah pula terkadang saya menjadi sangat emosional. Saya bisa menjadi amat sedih, amat takut, bahkan pernah marah pada Nya. Semua itu karena doa yang belum di jawab Nya. Astagfirulloh....


Semoga Alloh segera memperkenankan pinta saya. Kalau pun tahun ini masih bukan waktu yang terbaik, saya berharap diberikan kesabaran. Kesabaran untuk tetap meminta, kesabaran tetap taat, kesabaran tetap takwa, kesabaran dalam beribadah, kesabaran dalam penantian.


Seorang ulama pernah menganalogikan pengabulan doa dengan pengamen. Jika kita mendengarkan suara merdu seorang pengamen, apakah kita akan langsung memberikan uang sesaat dia baru menyanyi atau kita akan mendengarkan sampai lagunya selesai dan bahkan memintanya menyanyi lagi?. Tentu menunggu sampai lagunya selesai kan?. Berbeda dengan suara pengamen yang kurang enak didengar, sesaat dia baru menyanyi mungkin kita akan memberikan uang agar ia segera pergi. 


Begitu pula dengan doa, Alloh mungkin belum mengabulkan pinta kita karena ingin kita tetap memohon dan merajuk padaNya. Alloh senang mendengar pinta-pinta kita, Alloh menyukai ketergatungan kita padaNya, Alloh masih ingin mendengar kita memuji dan menyanjungNya. Saya harap, doa-doa saya termasuk di dalamNya. Bukan karena Alloh sudah tidak peduli pada saya. Naudzubillahi min dzalik....


Sekali lagi, semoga kado yang saya amat inginkan tersebut segera terwujud dengan menuliskannya di sini. Semoga mami ubii pun mendapatkan apa-apa yang diinginkannya. Aamiin... Aduh, jadi sedih nggak sih baca tulisan saya di atas. Nggak pa pa lah ya, sesekali agak mellow yellow begitu, :) Kalau mami ubii suka dengan tulisan saya ini, pasti akan ada sesuatu yang dikirim melalui jasa pengiriman terpercaya dan tersebar di mana-mana. Amin yang kenceng!!! 





With Love :L
    -Indah-


Sabtu, 24 Januari 2015

Kado Terindah

Enam tahun yang lalu ketika saya masih menjadi pengajar di salah satu tempat pendidikan bahasa, saya menerima kado yang akan selalu menjadi yang terindah. Kado dari murid-murid saya. Mereka rata-rata berumur 9 tahunan, duduk di kelas 3 SD.


Suatu hari, ketika saya masuk kelas, mereka tiba-tiba berteriak surprise!!! :~ . Saya terkejut bukan main. Mereka sudah berdiri melingkar di tengah kelas. Saya di minta duduk, mereka bilang ada tarian untuk saya. Wow, tarian?. Tarian apa ya? :t. Jaipong?, India?, Jawa?, atau jangan-jangan tarian memanggil arwah? 


Tak lama, mereka pun menari dan menyanyi :c. Mereka menyanyikan lagu guruku dengan liriknya yang saya ingat berbunyi seperti ini: Guruku tersayang, guruku tercinta, tanpamu apa jadinya aku. Kata tarian mungkin lebih tepat dikatakan koreografi. Jadi, mereka menyanyikan lagu tersebut sambil melakukan gerakan bersama-sama. Ngublek-ngublek Youtube dapet euy, Lagunya seperti ini:



Sumber: Youtube


Saya menikmatinya sambil menahan haru di dada. Koreografinya sederhana. Hanya menggerak-gerakkan tangan ke atas, bawah, samping kanan dan kiri kemudian sesekali tubuh mereka berputar. Kadang beberapa dari mereka lupa dan masih kurang kompak bergerak bersama-sama. Tapi... itu semua nggak mengubah keindahan pertunjukkan kecil yang mereka persembahkan untuk saya ;). Ples ada puisi yang dibacakan di tengah-tengah lagu. Melted and speechless deh eikeh!! :k


Setelah selesai, kami pun bertepuk tangan, riuh sekali. 


"Terimakasih...." ucap saya sambil memeluk mereka satu persatu. 
"Ini juga ada kado buat Miss" salah satu dari mereka memberikan dua bungkus kado.
"Eh, emang Miss ulang tahun ya hari ini?" kata saya bercanda.
"Nggak Miss, kan Miss ulang tahunnya Juli" jawab salah satu mereka. 
*Eits, perhatian sekale dirimu nak! good girl!!*
"Ayo Miss, dibuka"


Saya pun segera membukanya.
"Alhamdulillah..." seru saya sambil memegang satu buah tempat pensil dan satu set alat makan bayi.
"Kita beliin tempat pensil ya Miss, biar pulpen Miss nggak ilang-ilang lagi. Trus yang itu buat makan anaknya Miss ya" sambil menunjuk alat makan.
:) , mereka tau aja saya suka keilangan pulpen. "Kok kalian repot-repot sekali sampai belikan Miss seperti ini?"
"Nggak pa pa Miss, kita patungan kok, dua ribu-dua ribu"
"Masya Alloh,... kalian nggak bisa jajan dong"
"Nggak pa pa Miss, sekali-sekali"


Tempat pensil nya masih ada lho walaupun resletingnya sudah rusak


Pada kesempatan yang lain dengan murid yang lebih muda, anak kelas 1 dan 2 SD, saya punya pengalaman lain. Ketika masuk kelas, saya diminta membaca terlebih dahulu whiteboard yang telah diisi sebagian dengan tulisan untuk saya. Tulisannya macam-macam seperti: I Love you Miss, Miss indah baik deh, Miss cantik deh *serius inih ada yang nulis kayak gini*, Aku sayang Miss, sampai mungkin karena nggak ada ide malah menulis: Miss rumahnya di mana sih?.


Ada juga kado indah dengan cerita lucu di belakangnya yang pernah saya terima. Jadi, suatu hari ada anak kelas 1 SD yang memberikan saya sebuah bunga. "Ini bunga untuk Miss" katanya. Saya terima dengan mengucapkan "Terimakasih". Ketika sudah saya terima, ternyata itu bunga plastik dan berbatang pendek. Kemudian saya bertanya "Dapat bunga darimana, cantik?" Dia menjawab "Dapet dari rumah, aku gunting dari meja". Oo... rupanya, ia mengguting hiasan bunga plastik yang ada di meja ruang tamu rumahnya. Semoga mama nya tidak marah ya... :y karena Miss di sini, senang sekali terima bunga sepotong darimu.


Itulah kado terindah yang pernah saya terima. Tidak menafikkan dan mengganggap tidak indah untuk kado-kado lain yang pernah saya terima, tapi pertunjukkan kecil, sebuah tempat pensil, satu set alat makan, tulisan-tulisan di whiteboard serta potongan bunga plastik itu sudah punya tempat tersendiri di sini *sambil nunjuk dada*.


Mungkin secara harga dan kualitas jauh dari kado lain yang pernah saya terima tapi di dalam semua kado itu, ada uang saku yang mereka relakan sehingga membuat mereka puasa jajan sehari. Ada latihan berkali-kali agar mereka kompak menggelar pertunjukkannya, ada ungkapan tulus hati-hati suci mereka, serta ada niat kuat mempersembahkan sesuatu untuk saya.


Mereka semua mungkin tidak pernah tau saya menuliskan nya di sini. Semoga apa yang sudah kalian berikan untuk Miss akan menjadikan hati-hati kita selalu terikat, teranyam, dan terjalin dengan cinta dan kebahagiaan. Thanks for making me feeling such a kind of happines like this. Love you all as always ;)


Eh, eh tapi kalaupun ada yang membacanya, *sapa tau lah ya,.. kan mereka sudah SMP lho sekarang* Miss masih menerima lho surprise kecil kalian. Bisa kalian kirim melalui jasa pengiriman terpercaya. Sampe deh!! Sampai ke alamat Miss dengan selamat ples sampai ke hati Miss yang selalu ada tempat untuk kalian. *Minta di jitak.... :D




*Masih dengan hati yang membuncah bahagia*
With Love :L                              
     -Indah-