Selasa, 21 April 2015

Ibu Mertua: Bayangan Vs Kenyataan

Galak, kejam dengan tatapan dingin
Sumber: ceritadinding.com

Apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata mertua?. Galak, tukang protes, kejam?. Mungkin saya akan menjadi mertua seperti itu!! He he he. Iyalah ya... secara anak cowok kesayangan harus tetiba berbagi kasih dan cinta pada perempuan yang baru dikenalnya. Perempuan yang tinggal "memetik" hasil kerja keras kedua orangtua lelaki. Yes, I think I will be like that kind of mother in law. Yang galak, tukang protes, kejam dengan tatapan dingin dan mata yang seolah berkata "You took my baby boy!!"


Sayang hal itu hanya bisa menjadi bayangan sementara saya. He he :) Kenapa? karena saya sadar sepenuhnya, sekarang saya dalam posisi yang sama seperti menantu saya kelak. Saya sekarang mendapat cinta dan kasih dari seorang lelaki yang nggak pernah saya turut andil dalam mendidik nya menjadi pribadi penyayang. Jangankan mendidik, memberinya makan bahkan uang saku serupiahpun tidak. Lah iya lah ya... kan dulu kami masih sama-sama kecil :)


Saya sekarang ikut menikmati hasil didikan dan kerja keras mertua saya dalam membesarkan suami saya. Saya tinggal memetik segala hal baik yang mertua tanam dahulu. Saya sekarang lebih banyak bersama their baby boy. Mertua hanya bertemu dengan suami saya kadang dalam hitungan setahun sekali. Hanya berinteraksi dengan frekuensi sering melalui telepon. Jadi, nggak mungkin kan saya menjadi mertua yang bukan menjadi idaman setiap menantu? :)


Kembali ke cerita tentang mertua saya, terutama ibu mertua. Beliau sangat berbeda dengan apa yang ada dalam bayangan saya. Jauh, jauh banget dari bayangan saya. Maklum, kami baru bertemu di hari pernikahan saya dengan anaknya. Yup, hari H nya!! Tempat tinggal yang jauh dan kondisi beliau secara fisik yang menyebabkan beliau tidak bisa hadir dalam acara lamaran.


Kebayang kan, betapa warna warninya perasaan saya ketika pertama kali silahturahmi ke kampung halaman suami setelah menikah?. Ternyata, kenyataannya melebihi apa yang saya bayangkan. Beliau menyambut saya dengan gembira, penuh suka cita. Beliau menciumi saya seperti ibu yang sudah lama tidak bertemu anaknya. Beliau selalu memanggil saya "cah ayu". Saking nggak percayanya mendapat panggilan itu, saya sering menoleh lagi ke belakang. Khawatir beliau bukan memanggil saya. Lha wong saya nggak merasa ayu sama sekali kok!! :)



JAIM alias jaga image selama di rumah mertua sudah saya rancang. Saya akan membantu beliau memasak, mencuci, dan beberes rumah. Kenyataannya, menyapu saja saya dilarang. Ya, kerjaan saya cuma bobo, makan, mandi, makan, jalan-jalan, nonton TV, makan, mandi, bobo. Perasaan di sana makan bukan hanya sarapan, makan siang, dan makan malam. Setiap saat saya disuruh makan!! Berhubung makanan yang disediakan adalah pecel, jadi ya marilah kita penuhi panggilan untuk makan terus!! :)


Banyak hal yang membuat saya sadar bahwa saya tidak perlu bersaing dengan ibu mertua tuk mendapatkan perhatian, cinta, dan kasih sayang dari suami saya. Karena sesungguhnya perhatian, cinta, dan kasih sayang suami saya tidak akan berkurang. Melainkan bertambah. Sama halnya seperti cinta dan kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya. Untuk anak kedua, ketiga, dan seterusnya tidak akan mengambil jatah cinta dan kasih sayang dari anak pertama. Cinta itu akan terus bertambah seiring bertambahnya anak. E tapi hal ini dengan prinsip yang sama, nggak boleh dipraktekin tuk cari istri kedua, ketiga, dan keempat ya yank.... *suara tegas dan jelas untuk pak suami*





Teruntuk ibu mertuaku
        With Love
           -Indah-


Rabu, 15 April 2015

Delapan Tahun

:~  :L

15042007 .............. 15042015

and it will always be our endless love