Minggu, 03 Mei 2015

Oleh-oleh Gajah Kecil

Oleh-oleh atau buah tangan adalah hal yang sering dinanti bila ada kerabat atau sahabat yang bepergian ke suatu tempat.  Oleh-oleh menjadi hal yang hukumnya bukan lagi sunah melainkan sudah wajib untuk di bawa sekembalinya bepergian :c. Selain untuk menyenangkan hati sahabat atau kerabat yang kita tinggalkan juga untuk saling merekatkan tautan hati yang akhirnya bisa menambah cinta persaudaraan "tsah" :)


Saya sering mendapat oleh-oleh dari sahabat maupun kerabat dekat yang bepergian. Kadang berupa makanan atau benda khas daerah setempat. Di tempat saya bekerja, seringkali teman bepergian dinas ke daerah. Banyak oleh-oleh yang pernah saya terima. Dari dalam maupun luar negeri. Mulai dari  Al-quran, makanan, pashmina, pouch, gelang, gantungan kunci, sampai terasi :p. 


Beberapa waktu yang lalu, saya dapet oleh-oleh lagi!!! Saya dapet gajah kecil!! Gajah? :f iya, gajah. Anti mainstream banget kan? Ha ha ha :O. Baca dulu ya gajah kayak apa yang saya dapet. Cekidot!


Beberapa bulan lalu, sahabat saya ke Thailand. Ke sana bukan untuk jalan-jalan tapi untuk pengantar studi S3 nya. Kepergiannya kali ini beda. Penuh perjuangan. Walaupun mendapat beasiswa dari negara Thailand tetapi untuk keberangkatan dan akomodasi selama sebulan di sana harus di tanggung sendiri. Sayapun menyaksikan betapa ia bersusah payah mengupayakan mendapat dana dari kantor :(. Sayang, kantor tidak dapat membantu. Apalagi saya :v. Singkat cerita, akhirnya ia bisa berangkat dengan merelakan tabungan nya.


Kepergiannya kami lepas tidak seperti biasanya. Ya, tanpa kalimat "jangan lupa oleh-oleh ya....". Nggak tega dan memang nggak berharap oleh-oleh. Kami tidak mau :o membebani pikiran nya dengan sekedar oleh-oleh.


Sebulan berlalu, ia pun pulang kembali ke tanah air. And surprisingly, she had a lot of stuff for all of us. He he he :) ini namanya rezeki anak sholeh... Apa yang saya dapat? Saya dapat sesuatu yang emang saya butuhin banget :@. Jadi begini ceritanya, beberapa hari sebelum kepulangannya, saya rempong sama duit logam alias uang koin. Di dominasi oleh uang koin lima ratus rupiah. beberapa dua ratus rupiah dan sedikit seratus rupiah. 


Hubungan saya sama uang logam ini tuh sebel-sebel butuh. Sebel karena bawanya berat dan ngerusak dompet :v. Butuh kalau dapet tagihan di kasir ada embel-embel dua ratus, seratus, sampai lima ratus rupiah. Daripada uang kembalian saya nggak komplit atau berganti wujud permen kan mending saya bawa tuh pasukan uang koin :) *MakIrit*


Dokumen Pribadi


Nah, alhamdulillah nya setelah dompet saya rusak gara-gara kebanyakan bawa uang logam, saya dapet si gajah lucu buat nyimpen uang logam. Ples warnanya hijau pulak *bukan warna favorit sih tapi suka aja ma ijo*. Bentuknya pas, nggak terlalu besar dan juga nggak terlalu kecil. Warnanya kalem, suka!!! and ada si gajah kecil, binatang besar tapi lucu khas Thailand banget. Pasti ia membelinya di pusat oleh-oleh di sana,


Jadi, dompet gajah kecil ini mewakili perjuangan seorang sahabat dalam meyisihkan tabungannya demi kenang-kenangan untuk sahabatnya di tanah air. Ada upaya besar di sana. Mungkin harganya tidak seberapa tetapi di tengah kesempitan yang ia alami, masih ada niatan membawa oleh-oleh itu, sesuatu!!


Semoga sahabat saya dan siapapun yang selalu berupaya untuk menumbuhkan cinta persaudaraan di antara sesama dengan memberikan hadiah atau apapun, selalu diberkahi kehidupannya, diberikan pahala atasnya, dan selalu mendapatkan tempat di hati-hati kita, amiin...






*Tambah sayang ma si gajah kecil*

 With Love :L                
       -Indah-

Selasa, 21 April 2015

Ibu Mertua: Bayangan Vs Kenyataan

Galak, kejam dengan tatapan dingin
Sumber: ceritadinding.com

Apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata mertua?. Galak, tukang protes, kejam?. Mungkin saya akan menjadi mertua seperti itu!! He he he. Iyalah ya... secara anak cowok kesayangan harus tetiba berbagi kasih dan cinta pada perempuan yang baru dikenalnya. Perempuan yang tinggal "memetik" hasil kerja keras kedua orangtua lelaki. Yes, I think I will be like that kind of mother in law. Yang galak, tukang protes, kejam dengan tatapan dingin dan mata yang seolah berkata "You took my baby boy!!"


Sayang hal itu hanya bisa menjadi bayangan sementara saya. He he :) Kenapa? karena saya sadar sepenuhnya, sekarang saya dalam posisi yang sama seperti menantu saya kelak. Saya sekarang mendapat cinta dan kasih dari seorang lelaki yang nggak pernah saya turut andil dalam mendidik nya menjadi pribadi penyayang. Jangankan mendidik, memberinya makan bahkan uang saku serupiahpun tidak. Lah iya lah ya... kan dulu kami masih sama-sama kecil :)


Saya sekarang ikut menikmati hasil didikan dan kerja keras mertua saya dalam membesarkan suami saya. Saya tinggal memetik segala hal baik yang mertua tanam dahulu. Saya sekarang lebih banyak bersama their baby boy. Mertua hanya bertemu dengan suami saya kadang dalam hitungan setahun sekali. Hanya berinteraksi dengan frekuensi sering melalui telepon. Jadi, nggak mungkin kan saya menjadi mertua yang bukan menjadi idaman setiap menantu? :)


Kembali ke cerita tentang mertua saya, terutama ibu mertua. Beliau sangat berbeda dengan apa yang ada dalam bayangan saya. Jauh, jauh banget dari bayangan saya. Maklum, kami baru bertemu di hari pernikahan saya dengan anaknya. Yup, hari H nya!! Tempat tinggal yang jauh dan kondisi beliau secara fisik yang menyebabkan beliau tidak bisa hadir dalam acara lamaran.


Kebayang kan, betapa warna warninya perasaan saya ketika pertama kali silahturahmi ke kampung halaman suami setelah menikah?. Ternyata, kenyataannya melebihi apa yang saya bayangkan. Beliau menyambut saya dengan gembira, penuh suka cita. Beliau menciumi saya seperti ibu yang sudah lama tidak bertemu anaknya. Beliau selalu memanggil saya "cah ayu". Saking nggak percayanya mendapat panggilan itu, saya sering menoleh lagi ke belakang. Khawatir beliau bukan memanggil saya. Lha wong saya nggak merasa ayu sama sekali kok!! :)



JAIM alias jaga image selama di rumah mertua sudah saya rancang. Saya akan membantu beliau memasak, mencuci, dan beberes rumah. Kenyataannya, menyapu saja saya dilarang. Ya, kerjaan saya cuma bobo, makan, mandi, makan, jalan-jalan, nonton TV, makan, mandi, bobo. Perasaan di sana makan bukan hanya sarapan, makan siang, dan makan malam. Setiap saat saya disuruh makan!! Berhubung makanan yang disediakan adalah pecel, jadi ya marilah kita penuhi panggilan untuk makan terus!! :)


Banyak hal yang membuat saya sadar bahwa saya tidak perlu bersaing dengan ibu mertua tuk mendapatkan perhatian, cinta, dan kasih sayang dari suami saya. Karena sesungguhnya perhatian, cinta, dan kasih sayang suami saya tidak akan berkurang. Melainkan bertambah. Sama halnya seperti cinta dan kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya. Untuk anak kedua, ketiga, dan seterusnya tidak akan mengambil jatah cinta dan kasih sayang dari anak pertama. Cinta itu akan terus bertambah seiring bertambahnya anak. E tapi hal ini dengan prinsip yang sama, nggak boleh dipraktekin tuk cari istri kedua, ketiga, dan keempat ya yank.... *suara tegas dan jelas untuk pak suami*





Teruntuk ibu mertuaku
        With Love
           -Indah-