Jumat, 11 Desember 2015

Malaikat Di Jalan Tol

Masih jauh kalo jalan kaki :(


Pernah ketemu malaikat? Saya pernah. Malaikat pencabut nyawa? he he bukaaan :o. Jangan dulu donk ya... belum siap. Mungkin agak berlebihan kalau seseorang ini saya sebut malaikat tapiiii di situlah bentuk penghargaan dan cara berterimakasih saya. Di saat yang lain tidak peduli, hanya dia yang peduli. Etapi bukan berarti dia malaikat dan yang lainnya setan ya :D


Jadi begini ceritanya, beberapa tahun yang lalu, di pagi hari dalam perjalanan menuju ke kantor, jemputan yang saya naiki tetiba mogok. Mogok dimana? di tengah-tengah jalan tol. Cakep banget dah :v. Berasa in the middle of no where. Kayak disuguhi buah simalakama, dilema abis. Mau dimakan ibu mati, nggak dimakan bapak yang mati. He he apa sih inih. Dah kebayang belum? :f, terdampar di tengah-tengah jalan tol. Mau jalan balik arah jauh, mau jalan ke arah depan juga jauh. Mau menghentikan bis, rata-rata ambil jalur kanan, nggak ada yang mau berhenti. So, for a while we have no ideas what do we have to do :#.


Akhirnya kami mencoba menghentikan beberapa mobil pribadi, hanya untuk menumpang sampai keluar jalan tol. Ada yang berhenti? No one :o. Whuaaa... lelah. Tiba-tiba, ketika kami dengan sedikit frustasi hanya memandang tanpa mencoba menghentikan mobil yang lewat, satu mobil menepi. Sempat beberapa detik kami-yang frustasi itu-saling memandang. Kami baru bergerak menghampiri mobil tersebut-yang berhenti beberapa meter di depan-setelah ada komando dari seorang bapak. Lah gimana, dari tadi nggak ada yang mau berhenti waktu ada yang berhenti malah bengong. Saking dah hopeless nya kali ya :).


"Masuk pak" ajak bapak sang pengendara dari dalam mobilnya. Bergegas kami segera masuk memenuhi isi mobil. Overload!!."Yang penting kebawa lah" komentar salah satu dari kami. Sang pengendara hanya tersenyum dan mempersilahkan. Setelah pintu ditutup, kami langsung berterimakasih padanya. Agak ribut soalnya semua ngomong terimakasih bersamaan :). Sang bapak hanya mengangguk dan berkata "Sama-sama pak, bu". "Dari tadi nggak ada yang mau berhenti pak" curhat seorang bapak yang duduk di depan, sebelah bapak pengendara. 


Obrolan pun berlanjut, cair dan seru. Mendadak semobil kayak lagi piknik keluarga :c. Suasananya hangat dan akrab, diselingi tawa. Padahal banyak di antara kami yang tidak saling mengenal. Kalau ada musibah memang kadang bisa bersatu tanpa harus mengenal terlebih dahulu ya...


Dari obrolan ringan tersebut, kami akhirnya tau profesi sang bapak. Beliau pemilik usaha di bilangan jakarta pusat. Wow, he's a boss. Pantas saja, beberapa kali telepon genggamnya berbunyi dan terjadi percakapan bisnis. Alhamdulillah, kami menuju arah yang sama tetapi tujuan saya lebih jauh beberapa km dari beliau. Di tengah perjalanan, kami mengumpulkan uang. Niatnya sebagai rasa terimakasih etapi ditolak. Ya iyalah ya, recehan gitu :).


Tak terasa, sebentar lagi kami sampai di tempat tujuan sang bapak. Kamipun berinisiatif meminta sang bapak tuk menepi supaya kami bisa turun dan melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum lain. Tak disangka, sang bapak malah mau mengantarkan kami semua. Satu persatu kami turun di antar sampai tempat tujuan masing-masing bahkan di antar sampai lobi gedung :d. kami sudah berusaha menolak karena jarak yang harus ditempuh cukup jauh dan untuk menuju kembali ke tempat tujuan sang bapak harus mengambil arah putar balik yang juga cukup jauh. Namun sang bapak bersikeras dan tidak mau menepi.


Sampai akhirnya tinggal saya dan seorang ibu. Kantor saya masih 1-3 km lagi. Kamipun bersikeras *lebih keras* untuk tidak di antar :o. Akhirnya sang bapak menyerah dan mau menepi. Kamipun turun dan tidak lupa berterimakasih pada sang bapak. Beliau malah menawarkan menjemput nanti sore, waktu pulang kantor. Mungkin beliau hanya basa-basi, tapi basa-basinya dengan mimik muka serius ples mau ngasih nomor Hp nya supaya mudah dihubungi. Hadeuh pak, cukup pak, cukup :#


Setelah itu, saya dan ibu tadi naik angkutan umum menuju kantor kami yang berdekatan. Di angkutan umum, si ibu masih saja membicarakan keheranannya bertemu dengan orang sebaik bapak tadi. Ples nanya, "Mobilnya tadi apa ya dek :f? nyaman banget sampai nggak kedengeran suara mesin dan nggak terasa getarannya". "Mobil horang kaya bu" jawab saya.


Itulah kisah menginspirasi yang saya alami sendiri. Seseorang yang sukses secara duniawi, masih mau menolong di saat orang lain yang mungkin belum sukses secara duniawi tidak mau menolong. Dari mendengar percakapan di telepon selama di perjalanan pula, saya mengambil hikmah bahwa beliau walau sudah sukses tetapi tetap menghargai orang. Di kala beliau berbicara dengan anak buahnya untuk mengintruksikan suatu pekerjaan, ia berbicara dengan santun. Coba semua bos kaya giiiiitu #eh :)


Nggak salah kan kalau beliau saya sebut malaikat di jalan tol. Lah... daripada jalan berkilo-kilo di jalan tol :v. Ada yang nolong, berasa anugrah banget. Semoga saya bisa mengambil hikmah yang baik dari beliau dan semoga saya juga bisa cepet sukses supaya bisa beli mobil kayak bapak itu :y. Yang alus mpe nggak terasa lagi naik mobil sempit-sempitan. Coz who knows, ada bis mogok di tengah jalan tol yang penumpangnya perlu saya beri tumpangan :d.







With Love :L              
    -Indah-



Selasa, 24 November 2015

Belajar Menulis Menyenangkan

"Adek lagi ngapain?" tanya saya melihat akhtar anteng menunduk. "Iniii" jawabnya sambil memperlihatkan tangan yang penuh coretan pulpen. *Aaaaa* teriak saya dalam hati. "Apa itu dek?" *Sok cool*. "Umi... ini bacaannya umi" jawab akhtar sambil memperlihatkan coretan di tangannya. "Jadi itu bacaannya umi?" tanya saya lagi. "Iya" jawab akhtar. "Ooooo so sweet :$ banget sih adek. Adek cinta selalu ya nak sama umi, adek sayang selalu sama umi ya..., adek sampe gede inget umi selalu ya... and bla bla bla panjang sambil tak ciumin tuh pipi my no longer baby boy :k   #EmakMelowGaJadiMarah


Sesaat setelah kejadian itu saya tetiba teringat perkataan suami "Kok akhtar nggak pernah diajarin nulis? :f Beda sama athaya dulu". Nah, langsung deh saya curhat. "Anak cowok itu emang beda kali ya Bi, dulu athaya nggak perlu di ajarin juga dia ambil pensil sendiri minta diajarin nulis. Kalo akhtar, diajarin nulis malah corat-coret nggak karuan. Belum ada minat belajar". "Hhmm ya dicoba aja terus". Dah segitu doang sarannya :v *irit omong*. 


Memang beda kali ya anak cowok ma cewek. Akhtar lebih suka eksplorasi fisik. Main tembak-tembakan, main bola, manjat sana-sini, lompat sana-sini, pokok nya muteeeeer aja nggak pernah diem :#. Pensil, buku, wassalam dah. Saya akhirnya memutuskan untuk menunda semua pengajaran sampai dia masuk TK. Etapiiii... beberapa hari yang lalu saya dapat info tentang aplikasi di play store tentang belajar menulis alfabet. Semoga menarik buat akhtar... :y mari kita cari!!


Ini dia... mari coba kita unduh ;)

Tampilan awal aplikasi menulis alfabet bersama Boci ini menarik lho... colorful dan membuat saya semangat adalah adanya Boci, si bunglon :d. Akhtar memang suka sekali binatang dan akhir-akhir ini dia ngerengek terus minta lihat bunglon gegara salah satu iklan di TV yang ada mengatakan bahwa bunglon bisa merubah warna kulitnya tuk sembunyi. Binatang memang bisa menjadi daya tarik tersendiri buat anak-anak.


Tampilan awal menulis alfabet bersama Boci
Dok. pribadi

Sebelum saya perkenalkan aplikasi ini ke akhtar, saya wajib coba dulu. Karena apa? karena kaya ginian nggak ada waktu saya kecil :) *seru juga lho*. Selain itu, tuk jaga-jaga aja, Khawatir ada sesuatu yang tidak pantas. Alhamdulillah aman, jadi mari kita ajak akhtar bermain... 


Jadi, di belajar menulis alfabet ini, anak-anak akan diajarkan cara menulis alfabet *la iya lah ya.. dah jelas :)*. Caranya bagaimana? dengan mengikuti arah cara menulis huruf sesuai petunjuk. Petunjuk yang ada di sini berupa kendaraan yang bisa digerakkan. Pilihan kendaraannya ada tiga macam. Kereta api, kapal laut, dan pesawat terbang. Dan asyiknya lagi, ketika digerakkan kendaraan itu akan berbunyi sebagaimana ia berbunyi jika berjalan. Jadi nggak sepi suasana belajarnya ;)


Pilihan kendaraannya

Waktu memilih kendaraan, akhtar malah menemukan bahwa di bagian awal tampilan pilihan kendaraan, kalau gambarnya di tekan akan terdengar bagaimana suara kendaraan tersebut. Saya malah nggak tau kalau mereka bisa mengeluarkan suara. Kurang eksploratif banget ya saya :(



Lets Start ;)

Yiipie!! It works!! :d aplikasi ini berhasil bikin akhtar anteng belajar tanpa dia sadar kalau dia sedang belajar. Pada awalnya dia belum mahir memainkan jari tangannya dalam menggerakan kendaraannya tuk melengkapi alur membentuk huruf. Tapi, setelah beberapa huruf, lancar ajah!! Dan... yang bikin saya tambah seneng, aplikasi ini juga mengeluarkan suara nama hurufnya jika proses menulisnya selesai. Dan akhtar sukses ngikutin!! :@


Setiap menyelesaikan beberapa huruf, ada penyemangat kaya gini

"Umi keretanya mogok" kata akhtar sambil menekan layar agak kencang. O ternyata, keretanya mundur lagi ke titik awal karena akhtar belum menarik sempurna kereta sampai ke titik akhir penulisan. Jadi, tambah belajar kesabaran dan ketekunan juga ya dek... :k O iya, per huruf nya ada dua kali permainan bun, huruf besar selanjutnya huruf kecilnya. 


Akhirnya selesai sampe Z!! ;)

Akhirnya selesai juga sampai Z dan akhtar masih semangat. Dia balik ke menu awal dan pilih kendaraan lain. Kali ini dia memilih kapal laut. Gambar kapal yang ditampilkan adalah kapal dari kulit jeruk bali. Aaah, jadi ingat masa kecil dulu. langsung deh saya ceritain tentang si kapal dari kulit jeruk bali sama akhtar. Selesai cerita dia minta bikinin deh. Next time ya dek!! ;)


Tampilan menu dalam bahasa Inggris

Sebelum akhtar memulai lagi, saya ajarkan cara bermain dalam bahasa Inggris. Ya bun, di aplikasi ini ada dua pilihan bahasa, Indonesia dan Inggris. Kali ini, saya pilih bahasa Inggris. Untuk awal permainan saya pilih bahasa Indonesia dulu biar akhtar nggak bingung. Maklum, dia bukan anak bilingual. Alhamdulillah dia juga bisa menirukan cara pengucapannya dalam bahasa Inggris dengan baik :@.


Seru ih belajar sama Boci!! Saya dan para bunda lain yang punya anak nggak bisa diem anteng duduk manis belajar dengan pensil dan buku bisa mencoba menggunakan aplikasi ini. Komentar akhtar setelah selesai sampai huruf Z adalah "Mau yang satu dua tiga". Maksudnya, dia mau main yang angka. Hhmmm :t ntar umi cari dulu ya nak, kalo belum ada kita tunggu Boci angka nya dibuat dulu ya... 


"Emang boci dibuat?", "Sapa yang buat umi?", "Alloh ya?" tanyanya banyak :f. "Bukan nak, yang buat orang, bukan Alloh" jawab saya. "Tapi kan orangnya dibuat Alloh" thaya nyamber. "Iya nak, bener". Lanjut ma rebutan main Boci. Hadeuuh :v si kakak dah gede juga masih seneng main boci. Saya Timer deh 10 menit per anak. Tapi cuma dua kali putaran, setelah itu stop main gadgetnya. Perlu dibatasi Bun, biar nggak gadget addicted. "Besok main lagi ya umi" pinta akhtar. "Yo yo..."


Petualangan seru lainnya!! ;)

O iya, ternyata petualangan Boci lainnya ada di www,petualanganboci.com lho... dulu Boci ini namanya Botchi. Belum terlalu saya eksplore sih tapi sekilas saya lihat ada story telling nya. Seru juga kayanya. Mar Ki Tip alias mari kita intip ;)


With Love :L              
    -Indah-


Rabu, 28 Oktober 2015

Namanya Tanyaku

Diambil dari infogizi.info


Setelah hiatus beberapa bulan, saya kangeeeen banget ikutan giveaway. He he he... nemu GA yang unik ples kebetulan saya juga punya pengalaman jadi yuk maree kita ikutan :L.


Tentang Nama. Nama adalah suatu bentuk pengharapan, bentuk cita-cita, bentuk do’a orangtua kepada anaknya :y. Pilihan nama pasti jatuh ke nama dengan arti yang baik. Tidak pernah ada orangtua yang menginginkan keburukan pada anaknya di kemudian hari akibat nama :o. Selain mempunyai arti yang baik, nama yang dipilih juga biasanya yang unik, tidak pasaran, keren,  dan juga dimungkinkan diambil dari selain bahasa Indonesia. Berkaitan dengan keunikan nama, saya pernah mengenal tiga orang dengan nama unik, yang tidak pernah saya lupa hingga saat ini. 


Yang pertama, “UU”. Ya, dua huruf ke-21 dalam alfabet itulah yang menjadi namanya, UU. What a simple name!!. Dia teman saya di SD. Dari dulu sampai sekarang saya masih bertanya-tanya :t arti dari namanya. Dulu saya nggak berani nanya arti namanya, khawatir dia nggak bisa jawab *Saya dari kecil dah pengertian ya orangnya* :$.


Yang kedua, masih teman kecil saya. Namanya panjaaaaaang nggak ketulungan :v. Saya pastikan kalau dia mengisi nama di lembar jawaban ujian yang berbentuk kotak-kotak, pasti kurang. Selain panjang, namanya juga terdiri dari lima nama panggilan. Jadi, dia bisa dipanggil dengan lima nama panggilan berbeda. Namanya, Farah Mona Linda Indra Ipah :) Unik kan?. Kalau ini, saya pernah nanya sama dia “Kenapa namanya terdiri dari lima nama panggilan?” :f daaaan ternyata dia nggak bisa jawab. Mau nanya bapaknya, saya nggak berani.


Yang ketiga, saya tidak mengenal beliau tetapi namanya terdengar di sebuah akad nikah yang saya hadiri. Namanya “EE”. Iya, urusan ke belakang itu lho... Kala itu, bapak penghulu sempat tersenyum simpul ketika mengutarakan bahwa nama yang akan disebutkan adalah nama unik, nama yang baru ia temui. Aduuuh, sekarang saya nulisnya aja rada nggak enak :(. Entah saya harus tertawa atau sedih?. Tertawa karena memang menurut saya lucu tapi di sisi lain saya juga sedih, kok ya orangtua beliau ngasih nama seperti itu?. Kesedihan sayapun bertambah menyadari kok ya saya tega amat ngetawain nama orang :#.


Itulah tiga nama yang meninggalkan kesan buat saya. Pengalaman inilah yang membuat saya berhati-hati bahkan amat berhati-hati dalam memilih nama anak-anak saya. Butuh waktu yang lama untuk memutuskan nama yang akan saya pilih tuk anak saya. Dari sejak diketahui jenis kelamin janin (sekitar 5 bulan kandungan) sampai mau akikahan (umur seminggu anak saya) baru saya bisa memutuskan. Untung pak suami nggak protes dan langsung comot nama tokoh dari film kesukaannya, misteri gunung berapi! :D.


Bukan arti dari nama yang saya khawatirkan :o karena pilihan nama bayi yang ada, semuanya berarti baik bahkan sangat baik. Sebuah do’a yang indah tuk mereka. Yang saya khawatirkan dan bahkan saya coba reka-reka adalah celah yang mungkin timbul untuk mengejek nama anak saya. He he he... contohnya dari pengalaman juga nih... kakak sepupu saya namanya eri. Karena perempuan, kami memanggilnya mbak eri. Panggilan mbak eri tersebut kalau diucapkan secara cepat (contoh ketika memanggil) akan menjadi mbei dan karena iseng, lama kelamaan kami memanggilnya mbek. Akhirnya, sampai sekarang (udah emak-emak begini) kami memanggilnya mbek :). 


Nama saya sendiri, mbak indah menjadi minah. Di kalangan teman kampus, nama saya jadi Indol (nama salah satu senyawa kimia). Nama teman saya, pepen jadi pengki. Jadi, dari pilihan nama-nama yang saya punya, saya coba reka-reka, bisa diejek nggak nih nama. He he he lebay ya? nggak ah, saya bilang itu mah antisipatif :). Tapi, pengamatan saya, ternyata ejek-ejekan nama tidak berlaku di generasi anak-anak saya. mungkin, karena nama anak-anak sekarang sudah jauh lebih bagus, gaya, dan keren dibandingkan generasi saya kali ya... atau anak-anak sekarang emang nggak iseng kaya teman-teman zaman saya dulu :)


Untuk masalah nama, saya juga tanya suami saya. Pernah punya teman yang unik nggak?. Setelah mengingat-ingat, sambil tertawa, dia bilang "Ada, Tuhan". "Oh, jadi nama yang heboh di beritain itu temen mas?". "Saudara malah" katanya. "Oooo saudara mas? Kok nggak pernah cerita?" Tanya saya excited. "Iya, saudara sebangsa setanah air". Uughhh lelah deh eike :s :p





Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Nama Yang  Paling Berkesan

With Love :L              
    -Indah-

Sabtu, 24 Oktober 2015

Hai Hai Hai!!!!



Wow wow wow ternyata setelah lama tidak menulis, jari saya kaku!!! Bukan, bukan karena lupa cara mengetik tapiii jari ga bergerak-gerak karena belum dapet perintah yang pas tuk nulis apa dari otak :). Alhamdulillah ini dah ketulis juga beberapa kalimat!! :@


Bismillah... markitnulgi alias mari kita nulis lagi. Kemana saja saya selama ini? :f *Pede ada yang nanya :) Saya nggak kemana-mana!!! Masih di sini, masih sok sibuk dengan tugas kuliah, tugas rumah tangga and tugas kantor yang masih ngekooooor aja :v. Sibuk tapi di sisi lain rinduuuu kali dengan blog. Kadang saya tengokin sih, kadaaaang :). Masih sering blogwalking juga.


Blogwalkinglah yang bikin saya makin kangen tuk nulis. Baca tulisan teman-teman, ngeliat mereka ikut giveaway di sana sini and dapet hadiah di sana-sini, ugh pengen juga :(. Dan ada satu lagi yang bikin saya (mudah-mudahan) makin semangat menulis. Ternyata apa yang kita tulis, bermanfaat lho tuk orang lain. Bahkan sekedar curhatanpun, kalau di tulis dengan gaya yang enak dan pas, bisa memberi manfaat.


Ceritanya, beberapa pekan yang lalu saya reunian dengan teman SMF. Nah, ternyata ada satu teman yang jadi silent reader blog saya. Dia sempet kaget juga nemu blog saya. Komentarnya yang bikin nyes di hati tuuuuh "Gue suka cekikikan sendiri baca blog lu ndah". Alhamdulillah, minimal saya bikin orang ketawa or minimal tersenyum lah ya... ;)


Ya sudahlah, tak ada gunanya merutuki nasib, mematung di depan laptop, berencana terus tuk memulai. Just make a new post and enjoy!!! Yeay!! :d. Cari info giveaway dulu ya... Bye *dadah dadah


*Ngilang lagi, semoga cepat kembali
                With Love :L              
                     -Indah-


Minggu, 03 Mei 2015

Oleh-oleh Gajah Kecil

Oleh-oleh atau buah tangan adalah hal yang sering dinanti bila ada kerabat atau sahabat yang bepergian ke suatu tempat.  Oleh-oleh menjadi hal yang hukumnya bukan lagi sunah melainkan sudah wajib untuk di bawa sekembalinya bepergian :c. Selain untuk menyenangkan hati sahabat atau kerabat yang kita tinggalkan juga untuk saling merekatkan tautan hati yang akhirnya bisa menambah cinta persaudaraan "tsah" :)


Saya sering mendapat oleh-oleh dari sahabat maupun kerabat dekat yang bepergian. Kadang berupa makanan atau benda khas daerah setempat. Di tempat saya bekerja, seringkali teman bepergian dinas ke daerah. Banyak oleh-oleh yang pernah saya terima. Dari dalam maupun luar negeri. Mulai dari  Al-quran, makanan, pashmina, pouch, gelang, gantungan kunci, sampai terasi :p. 


Beberapa waktu yang lalu, saya dapet oleh-oleh lagi!!! Saya dapet gajah kecil!! Gajah? :f iya, gajah. Anti mainstream banget kan? Ha ha ha :O. Baca dulu ya gajah kayak apa yang saya dapet. Cekidot!


Beberapa bulan lalu, sahabat saya ke Thailand. Ke sana bukan untuk jalan-jalan tapi untuk pengantar studi S3 nya. Kepergiannya kali ini beda. Penuh perjuangan. Walaupun mendapat beasiswa dari negara Thailand tetapi untuk keberangkatan dan akomodasi selama sebulan di sana harus di tanggung sendiri. Sayapun menyaksikan betapa ia bersusah payah mengupayakan mendapat dana dari kantor :(. Sayang, kantor tidak dapat membantu. Apalagi saya :v. Singkat cerita, akhirnya ia bisa berangkat dengan merelakan tabungan nya.


Kepergiannya kami lepas tidak seperti biasanya. Ya, tanpa kalimat "jangan lupa oleh-oleh ya....". Nggak tega dan memang nggak berharap oleh-oleh. Kami tidak mau :o membebani pikiran nya dengan sekedar oleh-oleh.


Sebulan berlalu, ia pun pulang kembali ke tanah air. And surprisingly, she had a lot of stuff for all of us. He he he :) ini namanya rezeki anak sholeh... Apa yang saya dapat? Saya dapat sesuatu yang emang saya butuhin banget :@. Jadi begini ceritanya, beberapa hari sebelum kepulangannya, saya rempong sama duit logam alias uang koin. Di dominasi oleh uang koin lima ratus rupiah. beberapa dua ratus rupiah dan sedikit seratus rupiah. 


Hubungan saya sama uang logam ini tuh sebel-sebel butuh. Sebel karena bawanya berat dan ngerusak dompet :v. Butuh kalau dapet tagihan di kasir ada embel-embel dua ratus, seratus, sampai lima ratus rupiah. Daripada uang kembalian saya nggak komplit atau berganti wujud permen kan mending saya bawa tuh pasukan uang koin :) *MakIrit*


Dokumen Pribadi


Nah, alhamdulillah nya setelah dompet saya rusak gara-gara kebanyakan bawa uang logam, saya dapet si gajah lucu buat nyimpen uang logam. Ples warnanya hijau pulak *bukan warna favorit sih tapi suka aja ma ijo*. Bentuknya pas, nggak terlalu besar dan juga nggak terlalu kecil. Warnanya kalem, suka!!! and ada si gajah kecil, binatang besar tapi lucu khas Thailand banget. Pasti ia membelinya di pusat oleh-oleh di sana,


Jadi, dompet gajah kecil ini mewakili perjuangan seorang sahabat dalam meyisihkan tabungannya demi kenang-kenangan untuk sahabatnya di tanah air. Ada upaya besar di sana. Mungkin harganya tidak seberapa tetapi di tengah kesempitan yang ia alami, masih ada niatan membawa oleh-oleh itu, sesuatu!!


Semoga sahabat saya dan siapapun yang selalu berupaya untuk menumbuhkan cinta persaudaraan di antara sesama dengan memberikan hadiah atau apapun, selalu diberkahi kehidupannya, diberikan pahala atasnya, dan selalu mendapatkan tempat di hati-hati kita, amiin...






*Tambah sayang ma si gajah kecil*

 With Love :L                
       -Indah-

Selasa, 21 April 2015

Ibu Mertua: Bayangan Vs Kenyataan

Galak, kejam dengan tatapan dingin
Sumber: ceritadinding.com

Apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata mertua?. Galak, tukang protes, kejam?. Mungkin saya akan menjadi mertua seperti itu!! He he he. Iyalah ya... secara anak cowok kesayangan harus tetiba berbagi kasih dan cinta pada perempuan yang baru dikenalnya. Perempuan yang tinggal "memetik" hasil kerja keras kedua orangtua lelaki. Yes, I think I will be like that kind of mother in law. Yang galak, tukang protes, kejam dengan tatapan dingin dan mata yang seolah berkata "You took my baby boy!!"


Sayang hal itu hanya bisa menjadi bayangan sementara saya. He he :) Kenapa? karena saya sadar sepenuhnya, sekarang saya dalam posisi yang sama seperti menantu saya kelak. Saya sekarang mendapat cinta dan kasih dari seorang lelaki yang nggak pernah saya turut andil dalam mendidik nya menjadi pribadi penyayang. Jangankan mendidik, memberinya makan bahkan uang saku serupiahpun tidak. Lah iya lah ya... kan dulu kami masih sama-sama kecil :)


Saya sekarang ikut menikmati hasil didikan dan kerja keras mertua saya dalam membesarkan suami saya. Saya tinggal memetik segala hal baik yang mertua tanam dahulu. Saya sekarang lebih banyak bersama their baby boy. Mertua hanya bertemu dengan suami saya kadang dalam hitungan setahun sekali. Hanya berinteraksi dengan frekuensi sering melalui telepon. Jadi, nggak mungkin kan saya menjadi mertua yang bukan menjadi idaman setiap menantu? :)


Kembali ke cerita tentang mertua saya, terutama ibu mertua. Beliau sangat berbeda dengan apa yang ada dalam bayangan saya. Jauh, jauh banget dari bayangan saya. Maklum, kami baru bertemu di hari pernikahan saya dengan anaknya. Yup, hari H nya!! Tempat tinggal yang jauh dan kondisi beliau secara fisik yang menyebabkan beliau tidak bisa hadir dalam acara lamaran.


Kebayang kan, betapa warna warninya perasaan saya ketika pertama kali silahturahmi ke kampung halaman suami setelah menikah?. Ternyata, kenyataannya melebihi apa yang saya bayangkan. Beliau menyambut saya dengan gembira, penuh suka cita. Beliau menciumi saya seperti ibu yang sudah lama tidak bertemu anaknya. Beliau selalu memanggil saya "cah ayu". Saking nggak percayanya mendapat panggilan itu, saya sering menoleh lagi ke belakang. Khawatir beliau bukan memanggil saya. Lha wong saya nggak merasa ayu sama sekali kok!! :)



JAIM alias jaga image selama di rumah mertua sudah saya rancang. Saya akan membantu beliau memasak, mencuci, dan beberes rumah. Kenyataannya, menyapu saja saya dilarang. Ya, kerjaan saya cuma bobo, makan, mandi, makan, jalan-jalan, nonton TV, makan, mandi, bobo. Perasaan di sana makan bukan hanya sarapan, makan siang, dan makan malam. Setiap saat saya disuruh makan!! Berhubung makanan yang disediakan adalah pecel, jadi ya marilah kita penuhi panggilan untuk makan terus!! :)


Banyak hal yang membuat saya sadar bahwa saya tidak perlu bersaing dengan ibu mertua tuk mendapatkan perhatian, cinta, dan kasih sayang dari suami saya. Karena sesungguhnya perhatian, cinta, dan kasih sayang suami saya tidak akan berkurang. Melainkan bertambah. Sama halnya seperti cinta dan kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya. Untuk anak kedua, ketiga, dan seterusnya tidak akan mengambil jatah cinta dan kasih sayang dari anak pertama. Cinta itu akan terus bertambah seiring bertambahnya anak. E tapi hal ini dengan prinsip yang sama, nggak boleh dipraktekin tuk cari istri kedua, ketiga, dan keempat ya yank.... *suara tegas dan jelas untuk pak suami*





Teruntuk ibu mertuaku
        With Love
           -Indah-


Rabu, 15 April 2015

Delapan Tahun

:~  :L

15042007 .............. 15042015

and it will always be our endless love



Senin, 16 Maret 2015

Penyesalan Saya Setelah Menikah

Berkaitan dengan judul tulisan ini, sejujurnya, saya punya sebuah penyesalan setelah menikah. Apalagi sekarang usia pernikahan kami sudah memasuki tahun ke-8. Dengan dua orang anak, a 7 years old daughter and a 3 years old son. Penyesalan nya seperti apa?. Izinkan saya menguraikan parameternya dulu ya...


- Sebelum menikah, saya punya sahabat yang siap menjadi tempat menumpahkan segala rasa dengan mengatur janji bertemu terlebih dahulu (nggak asyik kalau cuma lewat telepon). Setelah menikah, saya punya teman curhat, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 52 minggu setahun, setahun sampai kelak maut memisahkan ;).


- Sebelum menikah saya punya sahabat yang senantiasa mengingatkan kalau saya agak-agak melenceng dari jalan Nya. Setelah menikah, saya punya alarm hidup yang selalu stand by *no batteries needed!!* :d, siap siaga “njewer” saya kalau belok dari “jalan yang lurus”.


- Sebelum menikah, saya punya seorang pahlawan dalam hidup saya. Bapak saya. Setelah menikah, saya punya dua orang pahlawan. Mereka memang tidak memakai jubah berwarna merah seperti superman. Mereka juga tidak bertopeng seperti batman. Mereka hanya manusia biasa yang tidak mempunya kekuatan super. Tapi mereka punya kekuatan cinta -yang untuk saya, mereka rela melakukan hal yang orang lain belum tentu mau lakukan :k.


- Sebelum menikah saya adalah wanita mandiri. Setelah menikah, saya adalah makhluk mandiri yang terlindungi :c.


- Sebelum menikah, jiwa ini serasa tidak utuh walau di tengah banyaknya teman, sahabat, dan keluarga. Setelah menikah, jiwa ini menjadi tenang. Utuh :$.


- Sebelum menikah saya adalah anggota tidak tetap the galauers club. Kenapa anggota tidak tetap? Ya iyalah, kan kadang galau kadang nggak!!. Setelah menikah, saya resmi lepas keanggotaan. Sekarang jadi dewan pembina aja!! *tingkat kegalauannya dah beda level, galau harga beras, harga cabe sampai harga gas* :).


- Sebelum menikah, harus hati hati bawa hati!!. Setelah menikah, bergenggaman tangan mendapat hadiah pengguguran dosa :p.


- Sebelum menikah, saya tidak tau bagaimana bentuk cinta seorang ibu pada anaknya. Setelah menikah dan mempunyai anak, saya bukan hanya tau bentuk nya tapi juga tau rasanya. Bagaimana indahnya melahirkan, menyusui, mengenggam tangan mungilnya, sampai di ciumi bertubi-tubi oleh mereka :L.


- Sebelum menikah, hiburan saya sepulang kerja adalah kotak bergambar dan bersuara alias TV. Setelah menikah, capek pulang kerja hilang kalau ngeliat mereka bertiga ;).


My little Fam

- Sebelum menikah, paling males masuk dapur. Setelah menikah, saya semangat sekali masuk dapur. Bukan bengong di dapur ya. Masak!!. Iya, saya jadi bisa masak! :@ 


-Sebelum menikah, tujuh kali berusaha mendapatkan pekerjaan impian. Setelah menikah, langsung dapat pekerjaan impian :L .


- Sebelum menikah, mau beli Hp aja nabung dua kali lebaran. Setelah menikah, dua kali lebaran bisa beli rumah dan lunas pada lebaran berikutnya. Kenapa kayak bang toyib yak? *patokannya lebaran* :v.


Nah, itu beberapa parameter yang saya rasakan bedanya dari sebelum menikah dengan setelah menikah. Eh, harus nya di syukuri dong ya. Yap, Alhamdulillah... segala puji hanya untuk Alloh. Terimakasih atas segala karunia Nya... :y Ternyata nyata benar janji Alloh. Menikahlah maka engkau akan kaya. Menikahlah maka kau akan lebih bahagia :c dan lebih tenang :k.


Tapi, saya masih tetap menyesal!! :o. Menyesal kenapa nggak dari duluuuu saya menikah!!. Kenapa nggak dari dulu saya berniat menikah? :t. Kenapa nggak dari dulu saya woro-woro telah siap menikah? :t.  



Artikel ini hanya kompornisasi buat mereka yang tidak bersegera menikah. Untuk mereka yang tetap memilih jalan yang belum halal dibanding segala kehalalan yang bisa diperoleh melalui pernikahan. 


Untuk mereka yang masih menunggu datangnya pelengkap ad-dien, semoga tetap diberi kesabaran dan tetap senantiasa meningkatkan kualitas diri. Ya, karena suami mu kelak adalah cerminan imanmu, cerminan akhlakmu, cerminan ilmumu, cerminan segala macam dirimu... ;) 



"Tulisan Ini Diikutsertakan Dalam Giveaway 3rd Anniversary The Sultonation"



With Love :L 
     -Indah-


Senin, 09 Maret 2015

[Hijabku karena....] Tangisnya

Menjelang penutupan masa orientasi mahasiswa baru di suatu villa di puncak, kami-semua mahasiswa baru- mengikuti acara terakhir. Acaranya adalah acara pamungkas yang sudah menjadi kebiasaan "sejuta umat panitia acara" sebagai penutup suatu acara. Muhasabah.


Sebelum memulai acara, saya seperti biasa hanya menjadi bebek alias hayu aja mau di suruh apa aja. Mungkin karena sudah lelah dengan rangkaian acara ospek yang menggila selama sepekan sebelumnya :v. Tidak ada semangat, hanya berniat segera mengakhiri semua rangkaian acara.


Baru beberapa saat pembawa acara membacakan renungan, terdengar tangisan di bagian belakang laki-laki. Saya dan teman-teman yang berada di bagian perempuan, celingak-celinguk :f mencari asal suara tangis tersebut. Dengan pertanyaan dalam hati "kok nangis ya?, sedih sih dengar bahan renungan tadi. Tapi kok sampai nangis sesegukan gitu ya?" :t. Saya? setetes air mata pun tidak walau memang merasa sedih. Teman saya malah ada yang tertidur :s, no interest at all. 


Tangisan yang kami dengar malah membuat kami semakin tidak konsen mendengarkan renungan yang dibacakan. Kami semakin sibuk mencari sumber suara. Maklum, lampu yang dibiarkan menyala hanya beberapa. Di atas pembawa acara, di sisi kanan dan kiri luar ruangan. "Ah, itu cuma tangisan palsu. Biar kita menghayati renungan nya" kata teman sebelah saya. Dan sayapun mempercayainya *dudul yak* :). Akhirnya setelah beberapa kali celingak-celinguk, saya menemukan sumber suara itu. Ternyata yang menangis adalah kakak tingkat saya. "What a great actor!!" pikir saya. 


Pagi tiba, kami semua bersiap pulang. Dah semangat pulang tiba-tiba ada pengumuman kalau ada penambahan acara. Tepatnya pengulangan acara. Ya, acara muhasabah akan di lakukan lagi. "Ya elah ngapain sih pake muhasabah lagi?" tanya seorang teman. "Lu sih nggak nangis" jawab saya sekenanya. "Eh-eh ntar lu pada nangis ya. Biar cepet selesai" pinta teman saya ke beberapa orang di sekitar kami :#.


Seperti malam sebelumnya, ruangan di bagi dua bagian. Bagian depan untuk laki-laki sedangkan bagian belakang untuk perempuan. Sekarang tidak lagi dalam suasana gelap karena agak susah menahan sinar matahari lembut yang menerobos masuk *Tsaah*. Semua bagian ruangan menjadi terang benderang, tak ada lagi yang bisa mencuri kesempatan untuk tidur :). 


Sesaat setelah renungan dibacakan, kembali terdengar isak tangis. Sekarang berasal dari kanan belakang bagian laki-laki. Saya sudah bisa langsung menemukan siapa yang menangis. Masih orang yang sama dengan yang semalam. Tapi kali ini tidak ada prasangka dari diri saya *mungkin karena pikiran yang sudah fresh*. Saya duduk di kiri depan bagian perempuan, jadi saya bisa melihatnya. Duduk dengan kepala tertunduk, menangis sejadi-jadinya. Tangisannya terlihat tulus, tidak ada yang dibuat-buat. Itu tangis kesungguhan!! :(. 


"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka 
yang apabila disebut nama Alloh gemetarlah hati mereka, 
dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat Nya, 
bertambahlah iman mereka (karenanya) 
dan kepada Rabb-lah mereka bertawakal" 
QS. Al-Anfal: 2


Tiba-tiba, saya mau bisa menangis seperti dia. Menangis di kala nama Alloh disebut, di kala di bacakan Ayat-ayat Nya. Betapa kepasrahan, kesungguhan meminta ampun, takut adzabNya terpancar dari caranya menangis. Mulai air mata saya satu-dua menetes. Air mata yang keluar bukan karena saya mendadak bertambah derajat takwa. Saya menangisi diri saya sendiri yang tidak bisa menangis senikmat kakak tingkat saya itu. Betapa kecil keimanan saya. Hati ini tidak gemetar, iman ini belum bertambah kala nama Alloh dan Ayat-ayat Nya terdengar. Bahkan tangisan saya pun karena menangisi diri yang tidak bisa menangis.


Itulah momen penting dalam hidup saya. Momen yang membuat saya akhinya berniat berhijab. Saya pikir kalau mau menambah keimanan, mau bertambah dekat dengan Nya, mau merasakan tangisan seindah dan senikmat kakak tingkat saya itu, memakai jilbab adalah langkah pertama. Menutup aurat adalah perintah Nya. Hilanglah semua alasan yang selalu saya jadikan pegangan. "Jilbabi saja dulu hatimu, baru pakai jilbab". "Pakai jilbab nanti saja kalau sudah menikah, sudah punya anak". "Nikmati dulu masa muda, masa senang-senang". 


Alhamdulillah rujukan aneh-aneh itu nggak saya pertahankan lama. Aneh juga sih kalau di ingat-ingat lagi sekarang. Pakai jilbab nunggu nikah dulu? nunggu punya anak dulu? jilbabi hati dulu?. Kalau iya di kasih kesempatan sampai menikah dan punya anak. Bisakah kita meminta malaikat Izroil menunda mencabut nyawa beberapa bulan karena mau pakai jilbab dan taubatan nasuha dulu?. Saya rasa tidak ya?....


Alhamdulillah akhirnya pada hari pertama kuliah I'm officially wearing my hijab. Ternyata, bukan bahan renungan yang dua kali saya dengar di puncak yang membuat saya berhijab :o. Bukan pula ajakan Ust. Harry mukti di aula sekolah saya yang membuat saya berhijab :o. Bukan pula paparan beliau tentang ancaman azab bagi yang tidak menutup aurat yang membuat saya berhijab :o. Bukan pula penampilan teman saya yang lebih cantik dengan jilbab nya yang membuat saya berhijab :o. Saya berhijab karena tangis seseorang.


Sekarang, 16 tahun memakai jilbab membuat saya semakin nyaman, tenang, damai, dan selalu bersyukur atas hidayah Nya. Insya Alloh, hijab saya sekarang karena Alloh, selalu dan selamanya...  Semoga yang sedang menggalau, tidak kunjung yakin, tidak kunjung bulat sempurna niat berhijab nya, selalu diberikan kemudahan, keyakinan, kemampuan, dan kesegeraan menutup aurat dengan baik dan benar sesuai syariat. Aamiin... :y Love You Coz Alloh *ketjup*


Artikel ini diikutsertakan dalam "Hijab Syar'i Story Giveaway"




With Love :L
     -Indah-



Minggu, 08 Maret 2015

Lika Liku Pola Makanku

“Ga pa pa gemuk juga...” itu adalah kalimat yang saya dengar dari suami kurang lebih 7 tahun lalu,  setelah melahirkan anak pertama. Saya yakin itu hanya untuk menenangkan hati saya sejenak. Pada waktu itu, saya sering mengeluh tentang berat badan saya yang bertambah 20 kg. Bukan hal yang mudah bagi saya untuk menurunkan berat badan. Sampai sekarang, berat badan saya masih berlebih 10 kg dari sebelum menikah :(. Pak suami sih tidak pernah komplain tentang berat badan saya tapi kok ya ngeliat dia senyum-senyum kalau saya lagi galau abis ngaca menjadi pertanda kalau ga pa pa gemuk juga tuh ya untuk sesaat habis melahirkan aja.


Pada umumnya, menjadi gemuk merupakan hal menakutkan bagi wanita. Termasuk saya. Bukan hanya kurang menarik dari segi penampilan tetapi dari segi kesehatan juga ga baik kan?. Dari segi kelincahan ngejar absen apalagi!! Absen bisa ketinggalan semenit dua menit tuh sakitnya di akhir bulan depan *potong tunjangan lagiiii* :v


Setiap awal tahun baru, saya punya resolusi menurunkan berat badan. Entah sudah masuk dalam tahun ke berapa daftar resolusi :f. Yang penting usaha kan ya?. Nah, sudah menjadi tradisi pula setiap awal tahun saya pengumuman ke warga di rumah: “Mulai besok, ummi mau diet ya. Ummi nggak makan malem!!”. Dan selalu diikuti cekikikan warga di rumah :). Duh... kok ya pada nggak percaya ya?. Dan memang ketidakpercayaan mereka itu juga ketidakpercayaan saya karena pasti saya hanya sanggup paling lama tiga hari tidak makan malam :). Pernah suatu malam, saya tidak disisakan nasi. Memang niat saya tidak makan malam tapi, jam 11 saya kelaparan. Tidak ada nasi, akhirnya saya buka lemari makan. Whuaa... saya malah makan mie instan jumbo :# .


Tapi, itu dulu!!... Sudah sebulan ini, * jiaah baru banget yak* saya punya pola makan yang enak tuk dijalankan. Agak berlika-liku sebenernya perjalanan saya mencari pola makan yang sehat dan terutama cocok dengan sifat dan kebutuhan pribadi saya. Saran dari teman saya untuk tidak makan malam menurut saya berat banget. Suka bikin saya nggak bisa tidur!!. Pola makan ala saya ini sudah membuat badan sedikit lebih enteng. Jadi begini pola makan saya:
  • Sarapan: Buah atau roti. Dulu saya makan berat, porsi penuh
  • Makan siang: Bebas
  • Makan malam: Bebas tapi porsinya dikurangi
  • Makan malam sebelum jam 19.00
  • Tidak ngemil mie instan setelah jam 20.00
  • Tidak sering ngemil
  • Kurangi gorengan
  • Kalau lapar di sore hari, ngemil buah
  • Rutin puasa senin kamis

Nah ternyata ada lagi pola makan yang sepertinya lebih baik dibanding pola makan ala saya di atas. FC alias food combining. Sudah lama memang saya dengar pola makan ini. Menyehatkan dan menguruskan *kombinasi yang asyik kan!!*. Sudah lama dengar tetapi belum sepenuhnya saya pelajari dengan baik. Setelah saya baca beberapa artikel, ternyata tidak terlalu susah lho...


FC tidak mengenal hitung menghitung kalori *pas untuk saya yang males ngitang-ngitung sebelum makan* :@. Tidak ada pantangan baik karbohidrat, protein, maupun lemak karena semua dibutuhkan oleh tubuh *pas juga untuk saya coz I love karbo!!* :@. Yang diperlukan hanya pengaturan pola makan didasarkan pada kondisi sistem pencernaan kita.


Menurut teori kerja sistem pencernaan, pagi hari (dari jam 04.00-12.00) adalah proses pembuangan sehingga pada FC, sarapan cukup buah jangan makan berat :o. Dah sesuai nih sama yang sudah jalankan sebulan terahir!!. Pukul 12.00-20.00 adalah proses pencernaan dan pengolahan makanan jadi, it’s time to eat. Yup, makanlah! :d. Yang ini juga sudah sesuai dengan pola makan saya. Pukul 20.00-04.00 adalah waktunya penyerapan makanan.


FC mengenal makanan jenis asam dan makanan jenis basa. Contoh makanan yang bersifat asam adalah makanan sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan makanan yang bersifat basa adalah sayur dan buah. Makanan yang bersifat basa adalah makanan yang paling mendekati pH sesuai sistem pencernaan kita (pH 7,5-7,8). Banyak makan buah dan sayur itu penting!!


Dalam FC, jenis makanan perlu dikombinasi. Ya namanya juga food combining kan ya? :p Jadi, dalam menu satu kali makan terdapat 1 protein+sayur atau 1 zat pati (karbo)+sayur. Contoh untuk makan siang, kita bisa makan nasi+sayur. Untuk makan malam protein+sayur. Menu tersebut bisa dipertukarkan antara siang dan malam. Sehingga tidak ada menu zat pati dan protein bersamaan dalam satu piring ya... Nggak masalah kok, kalian nggak akan kekurangan gizi karena semua akan di serap pada pukul 20.00-04.00 bukan diserap sesaat setelah makan.


Mudah ya... :c :d Saya yakin bisa dan pasti akan saya coba as soon as possible. Untuk makan siang saya cukup menghilangkan protein dan untuk makan malam saya cukup menghilangkan karbo. Saya mau coba untuk 5 hari FC dan 2 hari di akhir pekan makan bebas. Semoga berhasil, sehingga kesehatan dan berat badan yang ideal bisa saya dapatkan, aamiin... :y *I feel so excited!!*.


Mohon koreksi jika ada pemahaman saya yang salah tentang FC dari pembaca yang sudah berpengalaman ;)






With Love :L
    -Indah-


Jumat, 27 Februari 2015

Jalan-jalan? Kudu bawa Ini!!

jalanjalankenai.com

Sering jalan-jalan? ke luar negeri? atau dalam negeri? :t. Saya nggaaaak... Dulu sering, sekarang nggak lagi :o!! atau bahasa saya sih belum ada kesempatannya :). Eh tapi jangan salah paham ya... sering nya itu bukan ke luar negeri lho... cuma ngublek-ngublek pulau jawa, ma paling jauh ke bali :). Walau sekarang nggak sering jalan-jalan, at least.. saya punya acara mudik dua tahun sekali. Itu kan jalan-jalan juga kan ya?. Nah, kalau jalan-jalan pasti setiap orang-termasuk saya-punya barang wajib yang kudu, mesti, nggak bisa nggak di bawa. Ya kan?


Saya kudu bawa list barang bawaan setiap bepergian jauh. Sebagai manusia pelupa tingkat dewata alias pelupa akut :f, saya sering kelupaan bawa sesuatu. Paling menyebalkan kalau ketinggalan barang yang super penting. Kadang ketinggalan di rumah alias emang nggak kebawa atau ketinggalan di tempat tujuan alias nggak kebawa pulang. Tapi itu cerita dulu sebelum saya menemukan solusinya. Yap, semenjak mempunyai ini saya nggak pernah ketinggalan barang baik di rumah maupun di tempat tujuan. 





List ini saya tulis biasanya beberapa hari sebelum packing. List ini bertuliskan barang apa saja yang harus saya bawa *namanya juga list barang bawaan ya*, disesuaikan dengan kebutuhan saya selama di perjalanan maupun di tempat tujuan. Jadi, saya packing berurutan. Mulai dari list barang nomor satu seterusnya sampai yang paling akhir. Setelah semua siap di packing, saya cek and ricek lagi dengan memberi tanda centang pada list untk barang yang sudah masuk tas *ribet yak*.  


Pada packing perjalanan pulang, saya nggak perlu khawatir lagi ada barang ketinggalan :d karena saya cukup melihat barang apa saja yang harus masuk tas dari list barang bawaan. Setiap barang yang sudah masuk tas, saya beri tanda pada list barang bawaan. Bisa dilihat dari gambar di atas, ada dua tanda di sebelah nama barang. Tanda pertama, packing pada saat keberangkatan dan tanda kedua packing pada saat kepulangan.


Berhubung sekarang saya adalah bagian dari sebuah keluarga kecil, maka list saya sekarang bertambah. Tak apalah repot sedikit nulis ini-itu untuk kebutuhan empat orang, yang penting hati tenang, nggak pusing mikirin barang bawaan karena semua pasti aman terbawa. Eh eh tapi pernah juga sih list ini ketinggalan di rumah. Sampai-sampai suami ikutan panik mendengar saya berkata "Yaaaah ketinggalan :v". Pak suami pikir saya ketinggalan Hp, kamera, atau dompet :) 


Kalau nggak bawa si list tuh rasanya separo jiwa ku ketinggalan *drama*. Dengan nggak kebawanya list tersebut saya sudah was-was akan ketinggalan barang sewaktu packing pulang nanti. Pelupa banget kan saya, sampai-sampai solusi untuk kelupaan saya aja, saya lupa bawa!!. Maaf ya :y , saya emang orang nya agak complicated alias ribet surempong.


Masa iya saya harus nulis di jidat "List" biar inget bawa list kalau ngaca terakhir sebelum berangkat :(. 


1st GA- Benda Yang Wajib Dibawa Saat Jalan-Jalan


With Love :L 
   -Indah-

437 words


Rabu, 18 Februari 2015

Sedekah Bocah

Beberapa belas tahun yang lalu ketika saya duduk di sekolah menengah atas (ketauan deh dah tua :v), saya tiba-tiba saja berniat akan bersedekah sepanjang perjalanan menuju rumah. Entah ada angin apa yang membuat saya tiba-tiba punya niat seperti itu. Saya lupa. Yang saya ingat dengan pasti, waktu itu saya belum pun menutup aurat, cuek, pokok e masih jahiliyah banget dah tapi punya rasa kemanusiaan yang tinggi.... :)
  

Saya berniat memberi uang receh yang saya punya kepada setiap pengamen dalam perjalanan pulang. Saya yang bersekolah di Jakarta dan bertempat tinggal di Tangerang membutuhkan waktu 2 jam perjalanan. Dalam 2 jam perjalanan itulah saya berniat memberikan uang pada setiap pengamen yang menjajakan suaranya :c di bis yang saya naiki. Jadi, saya yang biasanya langsung tidur (biasanya cari yang di pojokan) hari itu tetap terjaga. Saya tidak memaksakan diri untuk tidak mengantuk tapi entahlah, kantuk yang selalu setia datang, saat itu entah terbang kemana.


Uang receh yang saya punya tidak banyak. Hanya beberapa ribu rupiah. Uang tersebut berasal dari kembalian ongkos bis atau sisa uang saku saya. Dalam sehari saya hanya diberi uang saku Rp. 5000,- Dengan uang tersebut saya bisa jajan di kantin, naik bis pulang dan pergi, serta naik angkot dua kali dari terminal ke rumah. Murah sekali ya? *semakin ketauan tua nya :# *. 


Kadang kalau saya amat lelah, terutama pada hari dengan jadwal praktikum, saya enggan naik angkot dari terminal ke rumah. Selain karena perlu dua kali turun naik angkot, waktu yang dibutuhkan juga lebih lama. Saya memilih naik becak dengan konsekuensi saya harus lebih menghemat karena ongkos naik becak dua kali kalau naik 2 angkot. Penghematan dilakukan dengan mencoret acara jajan di kantin. Ya, saya nggak makan siang. Pantes saya dulu lansing ya!! Kenapa dulu saya nggak minta tambahan uang saku aja ya :t ? *anak baik banget :@ *


Kembali ke kejadian saya bersedekah ke pengamen hari itu. Saat di bis ternyata ada beberapa kali pengamen turun naik bis yang saya tumpangi. Beberapa ribu rupiah sudah berpindah dari kantong tas saya. Tidak ada rasa berat sama sekali. Dahsyat ya kekuatan niat :@.


Hari itu merupakan jadwal praktikum sehingga saya memang meniatkan diri naik becak. Tapi saya tidak mencoret jadwal makan siang di kantin. Kan uang receh nya masih banyak... :p Sudah saya pisahkan sebelumnya untuk ongkos becak. Jadi, saya berniat bayar becak pakai uang receh :)


Di angkot sebelum naik becak, saya di tanya oleh seorang oma yang dari tadi celingak celinguk kanan kiri, gelisah. "Kalau warung masih jauh nggak nak?". "Oh, sebentar lagi oma. Bareng aja, saya juga turun di warung" jawab saya. Si oma mukanya langsung tentram, damai, sentosa karena yakin nggak akan kesasar!! :) . Oma bilang, beliau mau ke rumah anaknya tapi belum pernah pergi sendirian seperti itu. Dah kangen banget sama cucu katanya. Oooo, so sweet....  :$ Tidak lama kemudian, turunlah kami berdua di warung. Saya mempersilahkan oma turun duluan. Eh, tiba-tiba si oma bayarin ongkos saya. "Sekalian ya nak" katanya. "Eh, makasih oma." *untung si oma turun duluan* :)


"Ayo nyebrang oma" ajak saya sambil mengandeng tangannya. "Mau naik becak oma?, ke jalan apa?" tanya saya. "Ke Gama 3 nak". Eits, searah *dalam ati*. Saya kemudian memanggilkan becak untuk oma dan berpesan pada abang becak untuk mengantar beliau ke jalan tersebut. Setelah si oma duduk di becak, saya pun memanggil becak lain untuk saya. 


Tiba-tiba si oma memanggil saya "Nak, bareng aja" sambil melambaikan tangan. "Nggak usah oma, makasih," jawab saya sedikit basa-basi. "Ayo, nggak pa-pa". Ya sudah, saya pun langsung menghampiri beliau dan membatalkan becak yang sudah saya panggil barusan. Tapi, sesaat setelah duduk, saya jadi berpikir. Kalau ada anak sekolah di ajak orang yang lebih tua pasti yang mbayar ongkos yang lebih tua kan ya? :f *ngarep gratis*.


Lagi bengong mikir sapa yang bayar, oma bertanya pada saya "Kamu rumahnya di mana?". "Saya ke delta oma, setelah gama." "O, kalau begitu, antar ke gama dulu ya bang terus ke delta" oma berkata pada si abang. Makin bingung saya. Kalau oma duluan yang turun, berarti yang terakhir yang bayar dong... lah.. ongkos nya nambah ga ya kalau nganter ke gama dulu?. Uang saya cukup untuk ongkos saya sendirian ke delta. Bukan berdua ke gama terus ke delta :v . Duduk saya jadi nggak tenang, pertanyaan dari oma tentang kenapa saya sekolah jauh-jauh ke jakarta saya jawab dengan setengah pikiran. kan yang setengah pikiran lagi pusing mikir uang yang kurang :)


Beberapa menit kemudian sampailah kami di jalan Gama. Saya turun dulu untuk membantu oma turun dari becak. Setelah turun, oma meraih dompetnya dan bertanya pada si abang berapa ongkos yang harus di bayar sampai delta. Yippie, dalam hati saya langsung sorak sorai :d . Setelah membayar sesuai permintaan si abang, oma berterimakasih dan pamit menuju ke dalam rumah anaknya. Saya pun berterimakasih *pake banget*. Becak pun menuju ke delta. Saya bisa duduk lebih santai menikmati becak gratis tanpa terbebani pikiran ongkos yang kurang.


Hffuh, dahsyat nya sedekah ya... saya, bocah yang hanya bersedekah beberapa ribu rupiah langsung di ganti kontan dan berlebih oleh Alloh. Dalam waktu sekejap. Sesaat setelah sedekah. Bukan maksud saya untuk riya, tapi GA nya Mak Nunung mensyaratkan seperti itu ;) Itu pengalaman saya yang tak terlupakan tentang sedekah. Kalau kamu?





With Love :L
    -Indah-