Kali ini saya mau berbagi cerita tentang kesuksesan saya WWL
my no longer baby boy akhtar :d. WWL adalah Weaning With Love yaitu proses menyapih dengan cinta. Menyapih tanpa menyakiti hati ibu maupun anak. WWL tidak memerlukan segala macam tipu muslihat dari ibu. Mulai dari mengoleskan sesuatu yang pahit, dioleskan obat merah, sampai memisahkan ibu dan anak. Huwaaa nggak banget dah :o. Itu akan sangat menyakitkan hati anak dan ibu ples PD ibu pasti mengeras dan akhirnya meriang, panas dingin.
Bayangkan, betapa tidak sakit hati ini jika keintiman selama 2 tahun lebih harus diakhiri dengan paksaan, tipuan, sampai tangisan anak yang menyayat hati. Ples jangan lupakan perjuangan Ibu di awal-awal masa menyusui untuk mendapatkan ASI yang melimpah. Segala macam sayuran yang sampai rasanya tidak enak pun di makan. Sesuatu yang indah tidak seharusnya diakhiri dengan yang tidak indah kan? ;).
Akhtar sejak umur 2 tahun kalau saya tinggal kerja sudah tidak lagi minum ASI perah (ASIP) hanya minum UHT jadi hanya menyusu kalau saya libur dan mau tidur malam saja. Saya berencana menyapih akhtar maksimal pada saat umurnya 3 tahun. Kenapa bukan 2 tahun seperti pada umumnya :t? Saya masih mellow
and masih sangat menikmati keintiman dengan akhtar pada saat menyusui :) tetapi alasan paling utama adalah saya pernah dengar katanya kalau sudah lewat 2 tahun si anak bisa lepas sendiri kok. Saya nggak mau usaha banget yak!!! :)
Ternyata pernyataan seseorang tersebut tidak terbukti ;( , akhirnya saya berencana menyapih pada saat akhtar berumur 2,5 tahun.
Sounding untuk akhtar sebenarnya sudah saya lakukan sejak akhtar belum berumur 2 tahun. Setiap malam saya selalu berkata "Dek, kalau sudah 2 tahun adek nggak nenen lagi ya... kan sudah besar," Akhtar pasti langsung balik nanya "Juno?" bertanya tentang sepupunya. "Juno dah lama nggak nenen" jawab saya. "Khanza?" tanyanya lagi. "Udah nggak" jawab saya lagi. Begitu terus, semua nama yang dia kenal di tanyakan sampai "Eyang kung?" tanyanya. Ha ha ha :O, kalau sebelum jawab ini saya ngakak dulu "Ya nggak dong" jawab saya. "Ok dek?" tanya saya lagi untuk memastikan. Akhtar dengan lantang bin PEDE menjawab "Nggak!!". Hadeuuuh... bijimana inih :v?.
Setelah proses
sounding hampir 6 bulan, akhirnya saya dengan bismillah, akan menyapih akhtar. Kebetulan ada jadwal dinas luar selama 3 hari.
What a nice coincidence right? :@. Selesai dinas luar, ketemu Akhtar yang sangat antusias menyambut kedatangan saya, sumpah nggak tega mau langsung nyapih. Siapa yang tega coba ngeliat muka anak yang antusias ngeliat kita sambil loncat-loncat, ngomong "Neneh, neneh, neneh" (baca: nenen). Gagal dah usaha penyapihan pertama :v.
 |
Kegiatan mak nyes saat menyusui. Indah ya? Sumber dari sini |
Beberapa hari setelah itu, saya berniat kuat untuk segera menyapih akhtar karena khawatir terlalu lama yang akhirnya akan membuat tambah sulit lepas. Dari pagi saya mulai mengalihkan kalau dia mau menyusu. Saya ajak main puzzle, main ke rumah eyang nya, main sepeda, sampai main bola. Walaupun belum sepenuhnya tidak menyusu
but at least, frekuensinya berkurang. Malam menjelang, saya sudah bilang "Dek, nanti nggak nenen ya, langsung bobo aja."
Eng-Ing-Eng,... malam semakin larut, Alhamdulillah akhtar nggak minta menyusu sama sekali. Saya mulai berpikir gampang banget ternyata nyapih ya :t.
No body get hurts. Saya gendong dia, saya elus-elus, saya nyanyiin, saya pijetin. Jam 1/2 11 malam akhtar akhirnya memohon sambil menarik-narik baju saya minta nenen. Saya sempet mau menyerah karena saya semakin capek dan ngantuk. Alhamdulillahnya, suami terus menyemangati dan agak tegas ke akhtar "Nggak dek, nggak boleh nenen lagi". Akhirnya jam 1/2 12 malam dia tertidur kelelahan :s. Saya mau jingkrak-jingkrak rasanya saking senengnya :d. Saya ciumlah pipinya akhtar :L. Eh, dia bangun lagi dong. Saya terpaksa gendong dia lagi dan nggak berapa lama tidurlah dia. Yippie!!! it works!! :d.
Malam kedua sampai beberapa hari akhtar masih suka minta nenen tapi berhenti setelah saya bilang "Adek lupa ya, kan dah nggak nenen lagi sekarang". Sekarang sudah masuk hari 19 akhtar tidak menyusu lagi and everything is okay. Saya tidak meriang, panas dingin karena ASI tidak dikeluarkan dan Akhtar tidak menangis meraung-raung minta menyusu. ALHAMDULILLAH... :y
Dari pengalaman tersebut, bisa saya ambil kesimpulan bahwa, WWL perlu proses panjang yang kadang melelahkan sehingga butuh penguatan dari suami untuk terus selalu memberikan support. Baik support ke ibu berupa kalimat yang menyemangati atau bentuk bantuan langsung meng
handle anak yang menangis minta menyusu. *Tararengkyu ya yank* ;) Jangan sampai, suami males denger anak nangis akhirnya meminta ibu untuk menyusui lagi. Jadi mom, jangan lupa komunikasikan dengan baik dan jelas dulu ketika mau WWL ya. WWL selalu perlu persetujuan tiga pihak. Ayah, ibu, dan anak.
*Tuk pejuang ASI di luar sana, selamat menyapih dengan cinta ;)
Jangan mewek lagi ya mak. Anaknya ja kuat2 aja :)*